"Oh dia mau tusuk saya. Dia (pelaku) bilang gitu. Setelah saya ajak ngomong, dia ga punya rasa takut, rasa khawatir. Jadi curiga jangan-jangan ga normal," kata Obed.
Pada saat dalam keadaan seperti itu, Paopao tidak kepikiran bahwa dirinya akan meninggal.
Menurut Paopao, rasa yang ia alami saat itu seperti orang jatuh dari motor saja.
Paopao dirawat di ICU selama dua minggu. Ternyata masa pemulihannya begitu cepat.
Begitu siuman, Paopao melihat papa dan semua kerabatnya menangis. Ia juga melihat tubuhnya penuh selang.
Hal yang terlintas di pikirannya pertama kali ketika sadar dari koma, adalah ia meminta maaf karena sudah bikin khawatir banyak orang.
"Saat itu keluarga aku lagi lumayah susah. Dari segi keuangan sangat membebankan. Aku anak pertama, bertanggungjawab buat adek-adek. jadi agak merasa menyusahkan aja sih," ujar Paopao.
Dugaan Motif
Paopao merasa pelaku melakukan itu karena ingin merampok. "Aku tetap khawatirin kamera, HP, dompet. Terus inget masih janjian sama si Eta," ujar Paopao.
Paopao juga tidak tahu alasan persis pelaku menusuk dirinya karena merasa selama ini tidak pernah ada konflik dengan pelaku.
Paopao mengenal pelaku saat kuliah di UPH. Selama kenal, Paopao mengatakan, jarang ngobrol dengan pelaku.
"Paling pas makan siang aja," kata Paopao.
"Orangnya cantik kaya boneka tapi serem. Orangnya nyentrik," kata Paopao menggambarkan pelaku penusukan terhadap dirinya.
Selama kuliah, pelaku dikenal sebagai pribadi yang rajin.
Sampai sekarang tidak diketahu jelas alasan pelaku menyerang Paopao secara tiba-tiba membabi buta.