Apabila makanan tidak dicerna dengan baik, lambung akan meningkatkan produksi asam lambung.
Ketika tidur, gaya gravitasi akan melonggarkan klep lambung, sehingga asam lambung dalam perut mengalir balik ke kekerongkongan.
Hal itu dapat menyebabkan perut mulas, nyeri ulu hati, dan sensasi panas perih seperti terbakar pada dada hingga tenggorokan.
• Pangeran Harry-meghan Perkenalkan Bayi Mereka ke Publik, Bernama Archie Harrison
2. Diare atau sembelit
Tidur setelah makan akan melambatkan proses pencernaan sehingga makanan akan terlalu lama 'berdiam diri' dalam perut.
Timbunan makanan dalam perut yang tidak kunjung dicerna bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit.
• Profil Lucas Moura, Pindah dari Kampung Kriminal Kini Jadi Pahlawan Tottenham Hotspsur
3. GERD atau Refluks asam lambung
Ketika jumlah asam lambung yang dihasilkan terlalu banyak dan terjadi terus-terusan, masalah asam lambung naik (heartburn) bisa berkembang menjadi GERD (gastroesophageal reflux disease) atau refluks asam lambung.
GERD merupakan kelanjutan dari asam lambung naik yang sering terjadi setidaknya lebih dari dua kali per minggu.
• Sistem Kerja BP Batam Tak Berubah, Taba Iskandar: Yang Beda Kepalanya Dijabat Walikota Ex Officio
4. Stroke
Tidur setelah makan membuat sistem pencernaan sulit untuk mencerna makanan.
Hal itu berarti lambung membutuhkan asupan darah yang lebih banyak untuk memperlancar pekerjaannya.
Padahal, otak juga tetap membutuhkan asupan darah yang stabil meski kita sedang tertidur.
Suplai darah yang terkonsentrasi menuju perut ini membuat otak bisa kekurangan oksigen.
Dalam jangka panjang, bila kebiasaan ini terus dilakukan, otak bisa mengalami stroke.