Risiko seputar hubungan dagang antara AS-China yang sebelumnya sudah hilang dari perhatian investor hingga pekan lalu, akhirnya kembali datang.
Dalam beberapa pekan terakhir, pasar saham mulai percaya dengan beberapa sentimen positif, seperti optimisme perundingan dagang yang berjalan baik, pernyataan bank sentral utama yang dovish dan laporan kinerja kuartal I-2019 emiten-emiten di AS yang lebih baik.
Kerry Craig, ahli strategi pasar global di JPMorgan Asset Management masih percaya kesepakatan perdagangan dapat dicapai meski akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan.
"Penarikan kembali di pasar disebabkan oleh betapa kuatnya rally di pasar saham dan investor mungkin sudah mencari alasan untuk profit taking," katanya.
Mengingat penurunan yang besar di pasar saham, beberapa investor jelas melakukan reposisi.
"Investor mengurangi portofolio mereka sebagai tindakan pencegahan," ujar Jeffrey Halley, analis pasar senior di Oanda Asia Pasifik.
Halley melihat jalan tengah untuk pasar dengan sentimen yang mendasari bahwa kesepakatan akan dilakukan dan hal itu dapat mengangkat ekspektasi pertumbuhan dan pendapatan. "Saya tidak akan meninggalkan pasar saham," ujar Craig.
Selain itu, menurut Alex Wong, Direktur aset manajemen Ample Capital Ltd bilang sikap dovish bank sentral berbeda dibanding tahun lalu ketika AS dan China memperketat kebijakan.
"Bahkan jika tidak ada kesepakatan yang dicapai, dampaknya tidak akan separah itu," ujar Wong. "Aku tidak khawatir."
Kini semuanya tergantung pada apa yang akan terjadi dalam perundingan yang akan digelar pada Kamis dan Jumat waktu Washington, ketika kedua negara menggelar perundingan dagang.
"Ini membuat kami berpotensi mengalami pekan yanng sangat emosional," kata Halley Oanda.
Seperti diketahui, hubungan diplomatik antara Beijing dan Washington kembali memanas.
Negosiasi berbulan-bulan yang menghasilkan rancangan kesepakatan setebal hampir 150 halaman, hancur lebur setelah China menarik hampir seluruh poin kesepakatan.
Sumber Reuters menyebutkan, dokumen itu penuh dengan upaya China untuk membalikkan tuntutan inti AS.
Dari tujuh bab rancangan perjanjian dagang, China telah menghapus komitmennya untuk mengubah UU untuk menyelesaikan keluhan inti yang menyebabkan AS melancarkan perang dagang.