TRIBUNBATAM.id, KUALA LUMPUR - India menetapkan Dr Zakir Naik sebagai tersangka dalam kasus dugaan pencucian uang dan meminta Malaysia mengekstradisi ulama tersebut ke negara asdalnya.
Namun Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad menegaskan bahwa ia tidak akan mengekstradisi penceramah kritis dan kontroversial tersebut.
Dalam pernyataannya kepada media, Mahathir menyamakan kasus Zakir Naik dengan usaha Malaysia membawa pulang Sirul Azhar Umar dari Australia.
• Panik Saat Temukan Tanda Hitam di Atap Mulut Putrinya, Dibawa ke Dokter, Ibu Ini Jadi Malu
• Download Kumpulan Lagu DJ Remix Terpopuler Sepanjang Tahun 2019, Lagu Hits dan Kekinian
• UPDATE Sekarang! PUBG Mobile Versi 0.13.0, Nikmati Keseruan Tema Godzilla hingga Mode Deathmatch
Mantan polisi yang didakwa membunuh wanita Mongolia, Altantuya Shaariibuu dan sudah divonis mati oleh pengadilan, namun kabur menjelang vonis.
“Kita minta Australia ekstradisi Sirul, tapi mereka takut kita akan membawanya ke tiang gantungan,” kata Mahathir seperti dilansir TribunBatam.id dari Free Malaysia Today.
Zakir yang menetap di Malaysia sejak 2017 dan mendapat status permanent resident itu dituduh memperoleh aset berkaitan kejahatan senilai AS$28 juta, namun Zakir membantah tuduhan tersebut.
Zakir Naik adalah pendiri Yayasan Kajian Islam (IRF) yang oleh India dikatakan sebagai lembaga ilegal.
Zakir merasa bahwa India akan menerapkan dakwaan lain terhadapnya, yakni melakukan provokasi terkait SARA karena ceramahnya yang kontroversial di negara mayoritas Hindu.
Zakir Naik juga dituduh terlibat terorisme padahal ia termasuk orang yang menentang teroris.
Mahathir mengatakan, Malaysia berhak tidak mengabulkan ekstradisi terhadap Zakir Naik jika ia tidak diberikan keadilan.
“Zakir merasa Beliau tidak akan mendapat pengadilan yang adil (di India),” katanya.
Mahathir mengatakan bahwa Malaysia tidak akan mudah memenuhi permintaan negara lain. Semua hal harus dikaji sebelum bertindak sehingga tidak ada orang yang menjadi korban.
Pihak berkuasa India mendakwa Zakir Naik atas tuduhan pencucian uang sebesar Rs 1,9 miliar atau sekitar Rp 391 miliar.
Namun banyak yang menduga bahwa ulama kondang ini akan mendapat dakwaan penghasutan karena sikap tegas dan kritisnya saat berdakwah.
Sejumlah tokoh agama dan politisi Malaysia setuju pada sikap Mahathir tersebut.
Zakir Naik dikenal sebagai ahli tafsir Alqur'an dan teologis yang menguasai seluruh kitab suci di dunia sehingga dalam berdakwah, sering dituduh melakukan provokasi.
Terutama di negara asalnya, India yang mayoritas beragama Hindu, Zakir Naik paling sering berhadapan dengan masalah hukum.
Pada 16 Juni ini, pengadilan di Mumbai akan membuat keputusan apakah persidangan akan dilanjtkan dan Zakir Naik akan ditetapkan sebagai buron.
Jika pengadilan mengabulkan gugatan, maka India akan meminta bantuan Interpol untuk Zakir Naik dan membawanya pulang untuk diadili.
Terkait tuduhan pencucian uang itu, Mahathir mengatakan, pemerintah Malaysia akan dakwaan tersebut.
“Kita akan mengkaji tuduhan itu mengikut undang-undang yang ada,” katanya.
Jika tuduhan itu benar, maka Zakir mungkin akan dipulangkan, tetapi jika hal itu tidak benar, maka Zakir Naik akan tetap di Malaysia.
Dijuluki Doktor Terorisme
India sudah mengirimkan permohonan ekstradisi Zakir Naik, pada Januari lalu.
Dilansir Malaysiakini, juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Shri Raveesh Kumar membenarkan hal itu melalui email.
India memiliki perjanjian ekstradisi dengan India yang ditandatangani pada tahun 2010 dan berharap Malaysia bisa membantu proses ekstradisi tersebut.
Sebelumnya, Zakir Naik dituduh sebagai provokator terkait aksis terorisme di sebuah kafe di Dhaka, Bangladesh.
Pelaku mengaku terinspirasi dari ceramah Zakir Naik sehingga ia dijuliki "Doktor Terorisme" di India.
Namun Zakir Naik kemudian mengirimkan surat kepada pemerintah India terkait hal itu.
Dalam surat setebal empat halaman itu, Zakir menjelaskan lima hal soalan kepada pemerintah India terkait tuduhan yang dilemparkan terhadapnya.
"Kenapa sekarang? Saya sudah berdakwah selama 25 tahun, bukan saja di India tapi di seluruh dunia. Apa sebenarnya yang saya lakukan sekarang hingga diberi gelar Doktor Terorisme?
"Saya dihormati di 150 negara di dunia, sebaliknya dipanggil oleh "penyuntik pengaruh terorisme" di negara sendiri.
"Walau penyelidikan menyeluruh dilakukan oleh pihak pemerintah, tidak ada satu keterangan saya pun yang menyuruh orang untuk melakukan kekerasan," katanya.
Doktor medis tersebut mengatakan bahwa India sudah sejak lama terjadi pertentangan ras, agama dalam wilayah politik, dan sampai saat ini tidak pernah terselesaikan.
"India selalu mengalami masalah keamanan, demokrasi dan keadilan," kata Zakir Naik.