Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka mengandalkan suami Susilowati, Didik Gunawan yang bekerja serabutan.
Lantaran berbagai keterbatasan itu, sudah satu tahun terakhir Sulami tidak mengonsumsi obat ataupun memeriksakan dirinya ke dokter.
Ia pun hanya bisa pasrah dengan kondisinya sekarang ini.
Sementara Susilowati menambahkan, jika keluarganya mendapat bantuan berupa beras dan telur.
Sedangkan bantuan dari para donatur untuk Sulami sudah habis.
"Tabungan sudah tidak ada," ujar dia.
Di sisi lain, meski hampir seluruh tubuhnya tak bisa digerakkan, Sulami tak bisa hanya berdiam diri.
Ternyata, Lami, sapaan Sulami, piawai bikin tas yang terbuat dari mote.
Bukan hanya tas, ia juga membuat gantungan kunci dan dompet.
Rata-rata, untuk membuat satu tas, Lami butuh waktu sekitar dua hingga tiga hari.
Tak ada yang mengajari Sulami membuat tas.
Ia belajar membuat kerajinan itu secara ototidak bersama kembarannya, Paniyem yang telah tiada pada 2012 lalu.
"Dulu bersama kembaran saya suka beli gantungan kunci. Kami bongkar terus belajar bikin sendiri," terang Sulami yang tengah sibuk memasukan benang ke lubang mote.
Sementara untuk bahan, Sulami pesan terlebih dulu.
Kemudian diambil adiknya, Susilowati.