Keputusan China pada tahun 2018 untuk melarang impor limbah plastik asing membuat sistem daur ulang global menjadi kacau.
Sejumlah negara maju berusaha untuk menemukan tempat untuk mengirim limbah mereka dan Asia Tenggara kemudian menjadi pilihan, "bekerja sama" dengan pengusaha lokal.
Pada Mei 2019 lalu, Malaysia juga mengembalikan ribuan ton sampah plastik yang ditangkap di sejumlah pelabuhan.
Filipina juga mengembalikan sekitar 69 kontainer sampah ke Kanada bulan lalu, setelah Presiden Rodrigo Duterte mengancam akan mengembalikan sendiri sampah itu jika Kanada tidak menjemputnya.
Malaysia baru-baru ini bertindak memulangkan semula 450 ton sisa buangan plastik import ke negara asal termasuk Australia, Bangladesh, Kanada, China, Jepangf, Arab Saudi dan Amerika Syarikat (AS).