Asosiasi Mengeluh Limbah Plastik B3 Jadi Tontonan Nasional, Pengusaha Tidak Dapat Kepastian

Editor: Eko Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Batam Muhammad Rudi dan wakilnya Amsakar mengecek kontainer di Batu Ampar menyusul ada pesan berantai yang menyebut ada kontainer bermuatan limbah, Jumat (14/6/2019).

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Komisi I DPRD Kota Batam melanjutkan kembali Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait persoalan penemuan 65 plastik yang sebagian tercemar limbah B3 beberapa waktu lalu.

Dalam RDP ini dihadiri langsung oleh perwakilan Kementerian Perdagangan, perwakilan KSO Surveyor Indonesia, perwakilan Bea Cukai dan Asosiasi Asosiasi Ekspor Impor Industri Plastik Kepri.

Rapat ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi I DPRD Kota Batam, Budi Mardianto.

Dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Batam, Harmidi Umar Husein dan anggota DPRD Kota Batam lainnya, Sukaryo dan Yudi Kurnain.

Budi memberikan satu persatu berbagai perwakilan menyampaikan kronologis cerita dan unek-uneknya.

Banyak Berita Positif, Rupiah Makin Perkasa di Bawah 14.000 per Dolar AS

PAD Batam Tidak Tercapai, Tunjangan Kinerja Pegawai Terancam Tidak Berlanjut

Lagi-lagi Penyebab Kebakaran Lahan di Bintan Karena Ulah Manusia, Sudah Ada Sanksi Hukumnya?

Banggar DPR Pangkas Subsidi, Harga Solar Diperkirakan Naik

Dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan dari anggota dewan lainnya.

"Kami sebagai perpanjangan tangan pengusaha, kalau dari Sucofindo tak boleh kami tak lanjutkan. Sampai kejadian pemeriksaan 65 kontainer itu kami terima saja. Nah terus terang sampai saat ini masih bingung mau kemana penyelesaian masalah ini," ujar Sekjen Asosiasi Ekspor Impor Industri Plastik Kepri, Martin, Senin (8/7/2019).

Ia menyesalkan hingga saat ini dari tanggal 13 lalu kejelasan 65 kontainer tak ada kabarnya.

Para pengusaha tidak mendapat kepastian terkait keberadaan barang tersebut sementara biaya charge berjalan setiap harinya.

"Tak ada kepastian sama kami mau diapakan baik yang bersih ataupun yang tercemar limbah B3. Penjelasan saya ini tak menyalahkan siapapun. Satu juga yang kami pikirkan hasil laboratorium sendiri aja kami tak pernah lihat. Ibarat saya divonis kanker tapi hasil lab vonis kanker itu tak ada sama saya. Apapun kondisinya sekarang, kami dirugikan dan sampai sampai saat ini belum ada kabarkan," katanya.

Tak sampai disitu, kata Martin, barang ini juga menjadi objek tontonan.

Misalnya ada wartawan yang datang dari Jakarta, barang ini jadi backdrop buat liputan ataupun wawancara.

Semenatara itu, Perwakilan KSO Surveyor Indonesia, Andre mengatakan belakangan ini pihaknya memang fokus terhadap penanganan limbah.

Karena china menutup perusahaan plastik di negaranya.

Potret Hakim Cantik Leanna Leonardo yang Viral di Medsos, Sempat Dikira Member JKT 48

Apindo Kepri Sayangkan Sikap Serikat Pekerja yang Melarang Kegiatan di PT Unisem di Batam

Bukan Penumpang, Fiqih Hael Daulay yang Terjatuh dari Kapal Marina Itu ABK-nya Sendiri

"Sekarang prosesnya harus uji toksiologi dulu. Sejak 1 juni 2019 kami diinstruksikan untuk melakukan pemeriksaan yg ketat. Cepat atau lambat perkiraan kami impor limbah kertas 9 ribu kontainer perbulan. Saat ini tak sampai 600 ribu perbulan. Kurang dari 10 persen yg masuk. Agustus kedepan industri kekurangan barang baku. Perindustrian memiliki jaminan ketersediaan sumber daya," kata Andre.

Halaman
12

Berita Terkini