TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Ribuan pegawai negeri berkumpul di distrik bisnis Hong Kong, bergabung dengan demonstran dan lakukan aksi pembangkangan terhadap pemerintah eksekutif Hong Kong.
Para pegawai negeri mendesak majikan mereka, pemerintah yang diperangi, untuk menjawab tuntutan para pemrotes terkait krisis tagihan menarik penuh RUU ekstradisi yang memicu demo sejak dua bulan lalu.
Pegawai negeri, yang bergabung dengan penduduk dari berbagai sektor, turun ke jalan, Jumat (2/8/2019) sore hingga malam ini, South China Morning Post melaporkan.
Mereka tidak mengacuhkan peringatan keras pemerintah sehari sebelumnya agar tetap netral secara politik dan memiliki "kesetiaan total" kepada pemimpin kota, atau menghadapi konsekuensi terkait pelanggaran disiplin.
• Gempa Banten, BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami Pukul 21.35 WIB, Ini Penjelasannya
• Gara-gara Satu Cuitan Trump Soal Tarif Impor Produk China, Pasar Saham dan Minyak Dilanda Tsunami
• Trump Umumkan Tarif Baru, Beijing Membalas: Kami Hindari Perang, Tapi Tak Takut Bertempur
Wakil Wali Kota Matthew Cheung Kin-chung memperingatkan para pekerja untuk tidak "melakukan hal-hal yang bertentangan dengan pandangan pemerintah".
Tetapi banyak pegawai negeri mengatakan di media sosial bahwa mereka punya hak untuk menyampaikan aspirasi agar suara mereka didengar.
Para pegawai negeri lebih berani karena suara mereka yang disalurkan melalui kertas-kertas kecil di Lennon Wall di sepanjang koridor menuju Admiralty (kantor pemerintah eksekutif Hong Kong), sepertinya tidak didengar.
Polisi mengatakan, terjadi dua aksi dua unjukrasa malam ini di Hong Kong.
Mereka memperkirakan sekitar 13.000 orang di Chater Garden, namun demonstran mengklaim jumlah peserta aksi mencapai 40.000 orang.
Selain itu, ada aksi di Edinburgh Place, dilakukan petugas layanan kesehatan, yang perkiraan polisi mencapai 1.300 orang. Angka itu juga berbeda dari angka aktivis yang mengkaim 10.000 orang.
Pada pukul 22 malam waktu setempat, para pengunjuk rasa mengepung Kantor Polisi Ma On Shan sedikit mundur kembali ke titik awal di seberang jalan.
Polisi mulai bertindak dengan operasi pembersihan yang melibatkan sejumlah van.
Aksi demo tersebut menyusul penangkapan sembilan demosnstran oleh polisi, Kamis malam, termasuk Andy Chan Ho-tin, pendiri Partai Nasional Hong Kong yang dilarang oleh pemerintah.
Para pengunjuk rasa mendukung Chan dan demonstran lain dengan tuduhan memiliki sejumlah senjata ofensif yang disita dari bangunan industri di Sha Tin.
Puluhan orang melintasi jalan raya empat jalur dan kemudian berusaha merobohkan pagar besi kantor polisi.
Beberapa di antara mereka mencoret-coret dinding stasiun menggunakan cat semprot.