TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam memulai dialog untuk menenangkan ketegangan di Hong Kong selama empat bulan terakhir, Kamis (26/9/2019).
Dialog dengan sejumlah elemen masyarakat Hong Kong tersebut berlangsung selama satu jam di Stadion Queen Elizabeth di Wan Chai, Hong Kong.
Pertemuan pertama Carrie Lam dengan publik ini sama sekali tidak kondusif. Lebih banyak sorakan dan caci maki terhadap Carrie Lam, namun pemimpin pemerintahan Hong Kong yang diperangi sejak awal Juni itu mengatakan bahwa dialog pertama itu berjalan sukses.
Sebanyak 30 orang mengajukan pertanyaan dan beberapa memakinya karena selama berbulan-bulan tidak bisa menghentikan anti- protes pemerintah.
• Kode Redeem Free Fire Voucher Google Play September 2019, Ini Tips Dapatkan Magic Cube Gratis
• Setelah Menteri Yassona vs Dian Sastro, Draf RUU Kontroversial Tak Bisa Diakses
• China Resmikan Bandara Termegah Seukuran 100 Kali Lapangan Sepakbola dan Memiliki 8 Landasan Pacu
Masalahnya, di tengah dialog, ribuan massa mengepung stadion dan Carrie Lam kemudian meninggalkan arena pertemuan.
Hingga tengah malam ini, wanita ini belum tampak meninggalkan stadion sementara stadion sudah dipenuhi ribuan demonstran yang menunggu rombongan kendaraan pemerintah keluar stadion.
Suasana terlihat mencekam karena pendemo terus berdatangan dan saat ini berhadap-hadapan dengan polisi.
Laporan South China Morningh Post hingga pukul 23.30 waktu setempat (22.30 WIB) belum diketahui keberadaan Carrie Lam yang diselamatkan oleh sejumlah petugas keamanan.
Namun sebuah sumber SCMP mengatakan, Carrie Lam masih di dalam kompleks.
Sementara, suasana stadion yang kerap dijadikan sebagai arena olahraga itu sudah kosong.
Ratusan orang memblokir jalan-jalan di luar stadion ssambil meneriakkan slogan-slogan.
Polisi telah menyiapkan rencana darurat, termasuk membersihkan berbagai rute untuk mengawal Carrie Lam dan pejabat pemerintahan lainnya keluar dari tempat itu.
Di media sosial beredar seruan online agar pengunjuk rasa mengepung stadion.
Sesi ini adalah salah satu dari empat rencana dialog besar Carrie Lam untuk meredakan gejolak politik di kota itu.
Sebanyak 150 orang dipilih secara acak dari lebih dari 20.200 yang mendaftar untuk ikut dalam dialog itu.
Para pejabat pada sesi tersebut terdiri dari menteri dalam negeri Lau Kong-wah, menteri perdagangan Edward Yau Tang-wah, menteri kesehatan Sophia Chan Siu-chee dan menteri urusan konstitusi Patrick Nip Tak-kuen.
Di pintu masuk lapangan parkir stadion, ratusan pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan dan menunggu kendaraan pemerintah muncul dari dalam.
Polisi mengatakan, para pendemo memindahkan pagar logam dari tepi jalan dan menggali batu bata dari trotoar untuk memlokade stadion serta memblokir pintu masuk Stadion Queen Elizabeth.
Sejumlah orang telah menduduki Jalan Oi Kwan di dekat stadion.
Polisi sudah mengeluarkan peringatan pada pengunjuk rasa untuk menghentikan tindakan ilegal mereka.
Pengemudi dan anggota masyarakat disarankan untuk tidak bepergian ke daerah tersebut dan tetap mengikuti perkembangan terbaru.
Dr Leow Chee-seng, seorang penasihat dari Humanologi Malaysia, sebuah lembaga penelitian tentang perilaku manusia yang hadir dalam dialog itu melihat Carrie Lam stres, menunjukkan rasa takut, sementara peserta memperlihatkan kemarahan dan kekecewaan.
Leow mengatakan bahasa tubuh kepala eksekutif Hong Kong itu menunjukkan wanita itu berada di bawah tekanan selama pertemuan.
"Dia sama sekali tidak percaya diri terkait mempertahankan kebijakannya. Dia hanya boneka untuk melaksanakannya," katanya.
Dia menambahkan bahwa dia mendengarkan, tetapi tidak dengan hatinya, karena dia menggelengkan kepalanya beberapa kali sebelum mengangguk.
"Dia memiliki beberapa 'bahasa' tubuh yang buruk dan kaku. Singkatnya, sesi itu tidak membawa dampak dan perubahan pada dirinya dan pembicara," kata Leow.
Seorang pegawai negeri sipil yang menghadiri dialog mengatakan bahwa hasil dialog itu sangat terbatas.
"Semua orang yang berbicara selama dialog adalah warga Hong Kong yang peduli terhadap kota itu," kata pria bernama Chu itu.
Selama pertemuan, Carrie Lam dicecar dengan sejumlah pertanyaan yang dikelompokkan SCMP sebagai berikut:
1. Penyelidikan kekerasan polisi
Dari 30 peserta yang diberi kesempatan untuk berbicara, setidaknya 13 orang menanyakan soal penyelidikan independen terkait penggunaan kekerasan oleh polisi yang menjadi salah satu tuntutan demonstran.
Ketua Eksekutif Carrie Lam berulang kali meyakinkan bahwa Dewan Pengaduan Kepolisian Independen (IPCC) akan melakukan penyelidikan yang adil, namun hal itu tidak memuaskan peserta dialog.
Mereka menyebut IPCC "macan ompong".
2. Diskriminasi polisi
Pendemo juga menanyakan mengapa polisi datang terlambat untuk menangani gerombolan kelompok berpakaian putih yang menyerang penumpang dan pengunjuk rasa tanpa pandang bulu di stasiun Yuen Long pada 21 Juli.
Mereka juga menanyakan terkait penganiayaan yang dialami pendemo yang tertangkap.
Lam tidak bisa menjawab hal itu kecuali hanya berjanji akan meminta polisi objektif dalam menegakkan hukum.
3. Ketidakpercayaan pemerintah
Peserta mengungkapkan bahwa pemerintahannya saat ini mendapat krisis kepercayaan yang buruk.
Carrie Lam mengakui warga telah kehilangan kepercayaan mereka pada pemerintah. Tetapi dia bersumpah untuk membangun kembali kepercayaan mereka.
"Kepercayaan pada pemerintah telah jatuh dari tebing, tetapi saya berharap untuk mengembalikannya tepat waktu, setidaknya sebagian.
"Pembicaraan akan berlanjut. Ada masalah lain yang mengakar di Hong Kong yang bisa kita bahas."
4. Lima tuntutan demonstran
Setidaknya empat pembicara menyebutkan slogan protes terkemuka "lima tuntutan utama, bukan satu". Namun Lam mengatakan beberapa tuntutan tidak sejalan dengan aturan hukum.
Sebelumnya Lam sudah menanggapi terkait lima tuntutan ini, satu sudah dikabulkan, yakni penarikan penuh RUU ekstradisi yang memicu bentrok. Empat tuntutan lainnya tidak dikabulkan Lam.
Yakni, penyelidikan independen terhadap polisi; sebutan pendemo dengan perusuh; pencabutan dakwaan pidana pada demonstran yang ditangkap dan pemilihan umum secara universal.
5. Hak pilih universal.
Sekretaris Urusan Daratan dan Konstitusi Patrick Nip menjawab seruan-seruan itu, mengatakan keseimbangan yang tepat antara "satu negara, dua sistem" diperlukan untuk mencapai tujuan ini.
Lam sebelumnya mengatakan bahwa saat ini rancangan konstitusi mengarah pada tujuan itu.
Lam mengakhiri sesi dengan mengatakan dialog adalah awal yang baik dan meyakinkan audiens akan lebih banyak dialog pada masa yang akan datang.
Para peserta memiliki pandangan yang beragam dengan beberapa Lam menuduh tidak merespons dengan baik sementara yang lain lebih positif.