BATAM, TRIBUNBATAM.id - Otoritas Singapura telah mengeluarkan peningkatan status waspada wabah penyakit atau disease outbreak respon system condition (dorscon) dari level kuning ke level oranye, pada Jumat (7/2/2020).
Di sisi lain, Provinsi kepulauan Riau (Kepri) merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan negara Singapura.
Dimintai tanggapannya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana mengatakan, pihaknya masih meningkatkan pengawasan untuk kedatangan penumpang dari Singapura.
"Kita mengintensifkan pemeriksaan di kedatangan," ujarnya pada Sabtu (8/2/2020) kepada Tribunbatam.id.
Menurut Tjetjep, untuk kondisi di Kepri sejauh ini masih hijau (aman). Karena itu, masyarakat diminta agar tidak terlalu berlebihan menyikapi terkait virus corona.
Meski begitu, Tjetjep mengingatkan masyarakat tetap harus menjaga kesehatan dan kewaspadaan dengan menerapkan pola hidup sehat dan tetap menjaga kondisi fisik agar tidak mudah terjangkit penyakit.
• DAMPAK Virus Corona, Penjualan Tiket Ferry Singapura - Batam Turun hingga 50 Persen
• Terungkap Hewan yang Jadi Perantara Virus Corona dari Kelelawar ke Manusia, Bukan Dari Ular
Seperti diketahui, di Provinsi Kepri terdapat empat tempat yang menjadi penghubung antara Provinsi Kepri dengan Singapura, diantaranya Tanjungpinang, Batam dan Kabupaten Karimun.
Pelabuhan Batam Centre Sepi
Pasca penutupan jalur penerbangan dari China menuju Bandara Udara Changi oleh otoritas Singapura, berdampak pada penurunan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia melalui Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre.
Pengelola Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre Nika Astaga menyampaikan, wisatawan asing yang didominasi dari Korea, Taiwan dan China biasanya mendarat melalui Bandara Changi, Singapura sebelum berwisata ke Kota Batam.
"Penurunan mencapai 20 persen yang sudah terjadi selama dua pekan terakhir," ujar Nika.
Nika tidak menampik penurunan ini disebabkan munculnya virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hobei, Cina.
Sementara itu, pemandangan sepi juga terlihat dari jumlah penumpang kapal Queen Star 3 yang mengangkut penumpang dari Pelabuhan Harbour Front, Singapura menuju Pelabuhan Internasional Batam Center, Kamis (6/2/2020) sore.
Jumlah penumpang yang terdata di manifest Queen Star 3 tercatat 18 penumpang. Terdiri dari Warga Negara Indonesia (WNI) berjumlah 8 orang dan sisanya Warga Negara Asing (WNA).
Meski mengalami penurunan jumlah penumpang, Nika menerangkan jumlah kapal yang berangkat dari Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre menuju Singapura tetap beroperasi sesuai jadwal. Terlepas ada atau tidak adanya penumpang, karena ini terkait regulasi pelayaran antar dua negara.
Jumlah Penumpang Turun
Wabah virus corona yang sudah menyebar ke beberapa negara di Asia tenggara cukup mengkhawatirkan.
Salah satunya negara Singapura. Sejumlah warga di sana positif terjangkit virus corona.
Efek virus corona ini berpengaruh, diantaranya ke sektor pariwisata dan penunjangnya.
Nongsapura Ferry Terminal adalah salah satu pelabuhan yang menghubungkan antara Pelabuhan Tanah Merah, Singapura dan kota Batam.
General Manager Nongsapura Ferry terminal Batam, Iwan Suprajitno menyampaikan, dampak virus corona sangat terasa terhadap kepergian dan kedatangan penumpang di pelabuhan tersebut.
Iwan menjelaskan, akibat virus corona, penumpang yang melalui pelabuhan yang dikelola oleh pihaknya mencapai 50 persen per harinya.
Sementara pada hari biasa, penumpang yang datang ke pelabuhan Nongsapura Ferry Terminal berkisar antara 100 sampai 150 orang.
"Apalagi pelabuhan Nongsapura ini pelabuhan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata di sekitar sini," ujarnya pada Kamis (6/2/2020).
Ia menuturkan biasanya para tamu atau wisatawan sudah ramai pada sore hari sekitar pukul 15:00 Wib di areal pelabuhan Internasional Nongsa pura, tetapi akibat virus corona menjadi sepi.
"Sebenarnya kita ini mengandalkan jumlah penumpang dari kunjungan tamu hotel dan resort yang ada di sekitar sini," tuturnya.
Mulai berkurangnya jumlah penumpang atau wisawatan yang melewati pelabuhan Internasional Nongsapura ini juga dirasakan pihak lainnya.
"Dan hal itu juga dirasakan oleh pengelola hotel dan resort di sekitar kawasan Nongsa saat kita rapat koordinasi beberapa waktu lalu," ujarnya.
Diketahui, ada 6 kapal yang melayani keberangkatan dan kedatangan penumpang di pelabuhan Internasional Nongsapura setiap harinya.
Sedangkan untuk jadwal keberangkatan dan kedatangan kapal, mulai pukul 06:00-22:00 WIB.
Iwan berharap agar wabah virus corona yang sedang menghebohkan dunia internasional ini bisa cepat berakhir, sehingga kunjungan wisatawan ke Kota Batam kembali normal.
Dari pantauan Tribun Batam pada Kamis (6/2/2020) di terminal Nongsapura Ferry Terminal, terlihat tidak terlalu ramai calon penumpang yang akan melakukan perjalanan melalui pelabuhan tersebut
Batam Aman dari Virus Corona
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Kota Batam pada Januari dalam dua tahun terakhir selalu mengalami peningkatan.
Sayangnya peningkatan tersebut diperkirakan tidak akan berlanjut di 2020. Hal ini dampak penurunan kunjungan wisman asal China yang diakibatkan virus corona.
"Perbandingan dengan Januari 2019 lalu, memang ada penurunan sedikit tapi tidak signifikan. Tapi karena isu Corona itu membesar di akhir Januari," ujar Ketua Asosiasi Pariwisata Bahari (Aspabri) Kepri, Surya Wijaya, Kamis (6/2/2020).
Diakuinya penurunan jumlah kunjungan wisman di awal tahun wajar terjadi, jika dibandingkan dengan pertengahan dan akhir tahun.
Kondisi baru mulai membaik biasanya terjadi di bulan Maret atau April tiap tahunnya.
Prediksi penurunan ini, kata dia, banyak juga dipengaruhi oleh pemberitaan tentang Corona di Batam.
Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran bagi calon wisman ataupun wisnus yang akan berkunjung ke Batam.
Padahal, hingga saat ini Kota Batam masih steril dari Virus Corona dan antisipasi tim medis di Batam juga sudah berjalan optimal.
Sampai saat ini, arus kunjungan dari Singapura ke Batam sejatinya tidak ada masalah.
Dari Singapura sendiri tidak ada larangan bagi warganya untuk mengunjungi Batam.
"Pemberitaan ini yang sangat sensitif, seolah Batam tidak aman, padahal tidak," ujarnya.
Sementara itu terkait alasan secara pasti penurunan kunjungan warga Singapura karena efek virus Corona ini diakuinya belum data pasti.
Kecenderungan warga Singapura yang biasa datang secara mandiri, bisa dinilai dari jumlah kunjungan pada akhir pekan.
Ia menambahkan untuk aktivitas wisman asal Malaysia ke Batam dan Bintan sendiri, masih memberikan layanan seperti biasanya.
Warga malaysia tetap masih bersedia datang untuk menikmati keindahan Kepri.
Virus Corona yang melanda China pada awal Januari 2020 ini berimbas pada penghentian penerbangan langsung Batam-China dan penurunan jumlah kunjungan wisman dari Singapura menuju Batam.
Berdasarkan data, Januari 2018 lalu, jumlah kunjungan wisman ke Batam berada di angka 115.551 kunjungan.
Pada Januari 2019, kunjungan wisman mengalami peningkatan sebesar 17, 79 persen atau sebesar 131.490 kunjungan.
(tribunbatam.id/Alamudin Hamapu/Argianto/Roma Uly Sianturi)