5 Tahun Langganan Banjir, Ormas dan Perusahaan di Sagulung Batam Goro Buat Saluran Drainase

Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto saluran drainase yang dibuat oleh organisasi masyarakat bersama perusahaan yang ada di Sei Lekop, Kecamatan Sagulung, Batam

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Lima tahun jalan menuju kawasan perusahaan di Kelurahan Sei Lekop, Kecamatan Sagulung, Kota Batam Provinsi Kepri, selalu banjir setiap kali hujan deras turun. Pihak perusahaan, bersama pemerintah dan juga organisasi kemasyarakatan di Sagulung melakukan normalisasi dengan cara gotong royong.

Sepanjang 1,5 kilomter dari simpang Kawasan Horizon Industrial Park, sampai dengan Pt.Citra Shipiyard, Sei Lekop dilakukan normalisasi saluran oleh pihak perusahaan dan juga organisasi kemasyarakatan di Sagulung, dengan menurunkan alat berat untuk membuat saluran.

Perusahaan yang terdampak banjir setiap kali hujan deras turun di Sei Lekop yakni Pt. Citra Shipyard, PT. Sentec Indonesia, Pt. Palindo Merine, PT Patria Perkasa Maritim, Pt. Lautan Lestari Shipiyard, PT.Citra Beton, PT Jaya Sejati, PT.Duta Logistik Asia.

Sahat Simamora Manager HRD Pt. Citra Shipiyard, mengatakan banjir di jalan masuk kawasan perusahaan di Sei Lekop sudah berlangsung selama lima tahun.





"Ini sangat merugikan perusahaan, terlebih karyawan. Kita kasihan karyawan harus mengalami mogok kendaraan, saat berangkat atau saat pulang, saat banjir terjadi, "kata Sahat.

Dia mengatakan selain merugikan perusahaan dan juga karyawan, yang paling menyakitkan saat ada tamu perusahaan yang hendak berkunjung terlebih saat pulang kunjungan.

"Saat tamu datang, kita presentasi dengan bagus, dan mengutarakan kelebihan perusahaan, tiba-tiba hujan lebat, jalan banjir saat tamu pulang mereka terjebak jadi malu juga kita," kata Sahat.

Bikin Ngakak, Jawaban Sekda DKI Ditanya soal Banjir Jakarta Oleh Najwa : Bukan Urusan Kita Lagi

Dia mengatakan pihak perusahaan sudah pernah mengajukan perbaikan atau pembuatan saluran drainase sepanjang jalan tersebut terhadap pemerintah Kota Batam, melalui Kecamatan Sagulung. Namun pihak kecamatan menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Batam tidak bisa melakukan pembangunan karena tidak memiliki biaya.

"Jadi kebetulan di kawasan galangan kapal di Sei Lekop, kami memiliki group perusahaan, jadi kita sudah pernah juga membahas pembangunan saluran drainase, kita sudah buat gambarnya. Kita juga sudah rincikan biayanya. Tetapi biayanya sangat mahal berkisar Rp 1,4 miliar. Jadi niat itu kami urungkan," kata Sahat.

Sahat menceritakan keluhan perusahaan di Sei Lekop ditanggapi oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Sei Lekop, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Berseri, Solidaritas Masyarakat Sagulung (SMS), Organisasi Melayu Raya Sagulung, Balai Wilayah Sungai Sagulung, dan Perangkat Rt/ RW di Sei Lekop.

"Jadi mereka mengajukan kegiatan gotong royong bersama, dan itu kita sambut baik," kata Sahat.

Dia mengatakan perusahaan yang ada di Sungai Lekop hanya diminta menyumbang alat berat untuk pembuatan saluran drainase sementara.

"Kita sangat berterimakasih atas kepedulian LPM dan juga Organisasi kemasyarakatan yang ada di Sagulung," kata Sahat.

Di tempat terpisah, Efendy wakil LPM Kelurahan Sei Lekop mengatakan mereka sebagai perpanjangan tangan pemerintah yang berada ditengah masayarakat hanya membantu para pekerja.

"Kita mendengar keluhan para pekerja dan pihak perusahaan, sedikit banyaknya yang bekerja di perusahaan yang ada di Sei Lekop adalah warga Sei Lekop," kata Efendy.

Halaman
12

Berita Terkini