BATAM, TRIBUNBATAM.id - Menanggapi krisis air bersih di Batam, langkah lain yang disiapkan Badan Pengusahaan (BP) Batam adalah dengan memompa air dari Dam Tembesi. Saat ini, Dam Tembesi sudah disiapkan untuk dikelola. Namun lelang pengelolaan belum dilakukan.
Sehingga, air di Dam Tembesi, belum bisa dimanfaatkan. Maka cara lain yang direncanakan diantaranya memompa air dari Tembesi ke waduk terdekat.
"Kita siapkan langkah pemompaan air baku dari waduk Tembesi ke waduk Mukakuning," ujar Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan BP Batam, Binsar Tambunan, Kamis (5/4/2020).
Ia mengatakan jarak antara Dam Tembesi ke Dam Mukakuning, sekitar 2,9 km. Membutuhkan pompa sebanyak dua untuk memenuhi suplai air ke Dam Mukakuning.
"Biaya cukup besar. Pipa perlu pengadaan 800 mm. Kontsruksi, perkiraan biaya Rp 45,7 miliar," katanya.
Saat ini, lanjutnya, Waduk Tembesi sudah berisi air. Jika dipompa ke waduk lain, maka waduk terdekat ada di Mukakuning. Jika itu dilakukan, maka bisa menghasilkan air bersih sekitar 660 meter kubik per detik.
• BP Batam dan ATB Siapkan Alternatif Antisipasi Krisis Air
• Batam Diambang Krisis Air, BP Batam Sarankan Lakukan Ini
"Waduk Tembesi sudah berisi penuh. Inilah yang sedang kaji. Untuk program ini," tuturnya.
Namun untuk kepastian rencana itu, mereka akan membicarakan dengan pihak Adhya Tirta Batam (ATB). Setidaknya, jika dipandang mendesak, maka langkah itu akan diambil, sambil menunggu pembangunan fasilitas, seperti WTP di Tembesi dan lelang pengelolaan.
"Harga tadi sudah termasuk pipa, pompa, PLN, genset dan ponton. Nanti akan kita bicarakan dengan ATB. Kalau membangun WTP dan lelang, butuh 1,5 tahun. Makanya mengirim ke Mukakuning," ujar Binsar.
Menurutnya, jika pengiriman air dari Tembesi melalui pipa ke Dam Mukakuning jadi dilakukan, kekurangan air tidaklah besar. Itu karena volume air di Dam Tembesi sekarang melimpah.
"Nanti akan kita lihat. Tapi nanti membangun pipa, tapi ATB yang mengolah dan mendistribusikan," imbuh dia.
Langkah antisipasi diakui penting mereka siapkan, karena kondisi air di Batam sudah menghawatirkan. Saat ini, BP dan ATB hanya punya waktu 10 hari mengambil langkah, sebelum rationing atau penggiliran. Sehingga kemungkinan rationing diakui tak terhindarkan.
"Maka kami menghimbau pelaksanaan doa bersama di setiap unsur masyarakat di rumah ibadah, sekolah, kantor-kantor. Pelaksanaan Jumat 6 Maret 2020 dan distribusi leaflet himbauan doa bersama minta hujan," himbau Binsar.
Seperti diketahui Dam Duriangkang memasok sekitar 70 persen air bersih di Batam. Kemampuannya sekitar 3.850 meter kubik per detik. Sementara saat ini, kondisi permukaan di enam waduk di Batam, mengalami penurunan.
"Sebagai gambaran, hampir semua waduk mengalami penurunan 2-3 meter. Duriangkang mengalami penurunan 3 meter. Perhari penurunan 2 cm," ujar dia.
Ia menambahkan, ironisnya lagi, Dam Duriangkang pada level tertentu, akan mengalami shutdown atau tidak beroperasi dan tutup. Sementara saat musim hujan, penambahan air di Duriangkang tidak signifikan.
"Kurangi penggunaan air," tegasnya.
(tribunbatam.id / Roma Uly Sianturi)