Negara itu mengatakan bahwa mereka membagikan informasi apa yang mereka miliki secara transparan.
Tetapi revisi berulang data sepanjang krisis - termasuk satu hari penambahan hampir 15.000 kasus yang didiagnosis melalui metode klinis yang berbeda pada bulan Februari - telah memicu ketidakpercayaan global.
Sementara revisi tersebut menandai lonjakan yang substansial, angka kematian resmi baru China masih rendah dibandingkan dengan AS di mana kematian yang dilaporkan telah meningkat melewati 30.000.
Di Italia dan Spanyol, jumlah kematian sekitar 20.000 di setiap negara. (scmp/kontan)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Ilmuwan Inggris Beber Fakta Baru Pandemi Covid-19, Bukan di Wuhan Pertama Kali Virus Merebak