"Dalam hal mereka yang diuji ulang positif, mereka belum terbukti menular," ujar salah satu dokter kepada NPR.
"Itu tidak sama dengan mengatakan mereka tidak menular. Jika mereka memang tidak menular, maka tidak perlu membawa mereka kembali ke rumah sakit lagi. "
Beberapa minggu sebelum itu, laporan dari China, Italia, Jepang, dan Korea Selatan juga mengisyaratkan kemungkinan pasien positif lagi.
Seorang pria 36 tahun dari Wuhan yang kala itu terinfeksi virus corona dinyatakan sembuh setelah kondisinya membaik, dan hasil tes menunjukkan bahwa dia negatif Covid-19. Namun, beberapa hari kemudian, pada 2 Maret lalu, ia meninggal.
Hasil investigasi mengatakan ia meninggal karena virus corona.
"Diagnosis-nya, menurut laporan rumah sakit yang diterbitkan di media lokal sebelum mereka disensor, adalah obstruksi saluran pernapasan, kegagalan pernapasan, dan Covid-19, nama resmi untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona," laporan The Los Angeles Times.
Masalah dengan tes mungkin bisa disalahkan untuk beberapa kasus pasien.
Ada dugaan telah terjadi kesalahan dengan hasil tes pada beberapa pasien yang dinyatakan sembuh atau hasil negatif palsu.
Namun ada penelitian telah menunjukkan, pasien Covid-19 mungkin menular setelah delapan hari gejalanya hilang. Selama rentang waktu itu pasien masih akan mungkin, bila kembali diperiksa hasil positif.(BGR/NPR/Yonhap/The Los Angeles Times)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Masih Jadi Teka-Teki, Fenomena Pasien Sembuh dari Covid-19 Kembali Positif dan Menunjukkan Gejala, https://www.tribunnews.com/corona/2020/04/20/masih-jadi-teka-teki-fenomena-pasien-sembuh-dari-covid-19-kembali-positif-dan-menunjukkan-gejala?page=all.
Penulis: Srihandriatmo Malau