VIRUS CORONA

Harga-harga Sembako Termasuk Gula, Cenderung Melonjak karena Pandemi Virus Corona

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi: Kapolres Bintan sekaligus Ketua Satgas Pangan, AKBP Bambang Sugihartono bersama PPNS Disperidagkop dan UKM Bintan mengecek sejumlah harga barang kebutuhan pokok dan ketersediaan barang di gudang sembako di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, Minggu (12/4/2020). Pengecekan dilakukan untuk mengantisipasi melonjaknya harga jelang Ramadan.

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA- Di tengah pandemi virus corona yang terjadi di tanah air menimbulkan sejumlah persoalan baru.

Satu di antaranya mengenai kenaikan harga sembako yang terjadi di pasaran.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengakui harga sembako mengalami kenaikan dampak dari virus corona (Covid-19).

Hal itu disampaikan dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI yang dilakukan secara virtual, Senin (20/4/2020).

"Harga sembako cenderung naik di level produsen maupun konsumen," kata Buwas, sapaannya.

Menurut Buwas, kenaikan harga komoditas pangan itu disebabkan oleh biaya kerja serta logistik yang juga turut terkerek.

"Pengadaan pangan ini akhirnya terjun langsung ke petani sehingga adanya peningkatan biaya kerja dan angkutan," tuturnya.

Buwas juga mencontoh pengadaan daging juga mengalami hambatan akibat negara importir yang mengalami lockdown.

"Komoditas daging terhambat keputusan lockdown negara asli supplier," tuturnya.

Di sisi lain, Buwas menuturkan penjualan distributor menurun akibat adanya kenaikan biaya angkutan dan tenaga kerja.

Namun demikian, penjualan di ritel justru cenderung meningkat untuk paket bantuan sosial dari pemerintah, institusi, BUMN ataupun individu.

"Justru kami melihat peningkatan penjualan terjadi di ritel," ucapnya.

Bukan Rp 300.000, Amsakar Sebut Sembako Gratis Tahap I di Batam Hanya Senilai Rp 100.000

PT Zona Cakrawala Bersama Alumni SMK 3 Tajungpinang Bagi Sembako ke Pedagang Pinggir Jalan

Buwas juga merevisi target serapan beras tahun ini dari 950 ton menjadi tidak terhingga.

Koreksi ini dilakukan sebagai langkah kesiapan menghadapi krisis pangan akibat pandemi Covid-19.

"Targetnya menjadi tidak terhingga, kami akan serap sebanyak-banyaknya. apalagi kita akan menghadapi panen raya. Bulog menjamin ketersedian stok beras dalam rangka menjaga CBP (cadangan beras pemerintah)," ujarnya.

Dia mengatakan, Bulog sudah melakukan pemetaan terhadap 10 wilayah yang berpotensi memasuki musim panen raya di akhir April ini.

"April, Mei, Juni jadi sudah ada 10 wilayah yang akan produksi panen gabah. Dan ini akan kami serap, sudah kami mulai hari ini. Kami melibatkan dari tim serap gabah dibantu koramil," kata dia.

Buwas menyadari kelangkaan pangan bisa terjadi di saat kondisi wabah global ini masih berlangsung, karenanya Bulog menyiapkan ketersedian stok aman terutama menjelang ramadan dan Idul Fitri.

Desakan agar PSBB segera Diterapkan di Tanjungpinang Muncul, Ini Kata DPRD, MUI dan LAM

Influenced by Dollar, Beef Prices in Batam Rise Ahead of Ramadhan

"Penyerapan kami sebanyak-banyaknya tidak dibatasi. Kami turun langsung ke lapangan menyerap membeli. Kecuali ada beberapa tempat yang kualitasnya jelek karena serangan hama, yang bagus kami beli," tuturnya.

Impor Daging Kerbau

Sementara itu terkait impor, mantan Kabareskrim Mabes Polri ini mengaku tetap mendorong impor daging kerbau dari India.

Dia menyebut Perum Bulog mendapatkan kuota izin impor sebanyak 100 ribu ton, tetapi terkendala lantaran kebijakan lockdown.

"Periode Maret-Mei 2020, Bulog akan melakukan pengadaan daging kerbau 5.000 ton. Kebijakan lockdown di India diketahui sampai 3 Mei 2020," kata Buwas.

Sebelumnya langkah impor daging kerbau dari India sempat disoroti Komisi IV DPR RI saar raker bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Kamis (16/4/2020).

Mengaku Semakin Dekat Setelah Kerja Bareng, Verrell Bramasta Anggap Febby Rastanty Cuma Bersahabat

GOOD NEWS! 2 Covid-19 Patients in Tanjungpinang Have Recovered

Sindiran

Ketua Komisi IV Sudin menilai langkah impor untuk komoditas satu ini sebagai hal yang salah.

Menurutnya, India memiliki permasalahan kesehatan yakni Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternaknya, termasuk kerbau.

Dia menyindir Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian yang dianggap tidak melihat isu kesehatan ini.

"Memang sudah selayaknya (impor kerbau India) tidak bisa masuk, karena India itu masih ada PMK, cuma Dirjen PKH-nya aja diingatkan berkali-kali (tidak paham)," ujar Sudin pada raker tersebut.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menanggapi persoalan impor daging kerbau juga tengah terkendala lockdown di India untuk mencegah penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

"Daging ini sebenarnya penugasan khusus ada di Bulog, tetapi locked di India ketika terjadi lockdown di sana, oleh karena itu jadi masalah," kata dia.

Malaysia Ungkap Kluster Baru Covid-19 dari Indonesia, 43 Santri Positif Usai Ponpes Jatim

Setelah Cacing di Solo, Kini Ribuan Ubur-ubur Muncul di Perairan Probolinggo, Ini Reaksi Warga

Terkait gula, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Eko Taufik Wibowo mengatakan pihaknya akan mengimpor gula kristal putih (GKP) untuk mengatasi kelangkaan di Indonesia.

"Impor gula kristal putih kuota RNI 50 ribu ton dan kuota PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) 50 ribu ton," kata Eko.

Menurutnya, impor gula kristal putih baru dapat dilaksanakan lantaran SPI (Surat Perizinan Impor) dari Kementerian Perdagangan yang baru dikeluarkan pada 7 April 2020.

"Jadi proses lelang ini minggu kedua sampai ketiga. Proses impor baru dilaksanakan April minggu keempat dan proses distribusi Mei minggu pertama kami sudah kerjasama dengan stakeholder termasuk Kemenko UKM untuk sampai ke warung-warung tradisional," tambahnya.

Eko menjelaskan sudah memetakan empat negara mitra yang dimungkinkan bisa mengimpor GKP di antaranya India, Brazil, Thailand, dan Australia.

Buwas menyatakan pihaknya konsisten menggelar Operasi Pasar (OP) untuk memastikan stabilitas harga gula konsumsi.

Ia menegaskan kabar harga gula di luar harga eceran tidak tepat.

"Saya rasa bukan Rp20.500 per kilogram, tetapi Rp10.500 per kilogram. Karena Bulog memiliki pabrik gula PT Gendhis Multi Manis (GMM) yang tidak hanya menggiling tebu rakyat, kami mengajukan impor raw sugar tapi baru diturunkan Maret ini," kata Buwas.

"Kami ingin berperan sehingga kebutuhan gula bisa terpenuhi dengan harga yang murah," sambung dia.

Di kesempatan yang sama, Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade sempat menyinggung harga gula yang terlampau tinggi kepada jajaran direktur utama BUMN klaster pangan.

Ia menyebut adanya keterbatasan pembelian per konsumen di ritel-ritel kebutuhan pokok bukti kelangkaan gula dan harga yang tidak wajar.

"Masyarakat kesulitan beli gula. Pengalaman saya kita beli hanya dibatasi maksimal dua kantong. Ini menunjukkan kondisinya terbatas. Saya ingin menyampaikan izin impor ini disiasati untuk menurunkan harga gula yang gila-gilaan," kata Andre.(Tribun Network/nas/wly)


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Harga-harga Sembako Cenderung Melonjak karena Pandemi Corona, Termasuk Gula, https://www.tribunnews.com/bisnis/2020/04/21/harga-harga-sembako-cenderung-melonjak-karena-pandemi-corona-termasuk-gula?page=all.


Berita Terkini