Bagi Karl Cramm, penemuan itu sesuatu yang ajaib.
"Kegembiraan saya luar biasa," katanya.
Memang dia tidak tahu secara pasti kapan dan bagaimana ayahnya meninggal.
"Tetapi saya senang bahwa saya tahu, di mana dia telah disemayamkan."
Bahwa tulang-belulang di kuburan massal itu dapat diidentifikasi sebagai ayah Karl Cramm adalah berkat tanda pengenal dari logam yang ditemukan bersama jasadnya.
Setiap prajurit Jerman ketika itu memang wajib membawa tanda pengenal semacam itu, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi mereka jika tewas di suatu tempat.
Namun dalam banyak kasus, penanda ini rusak atau tidak terbaca lagi setelah puluhan tahun terkubur, atau malah hilang sama sekali.
Namun dalam kasus ayah Karl Cramm, potongan logam lonjong itu masih ada, sudah agak lapuk tapi masih dapat terbaca jelas.
Namun yang tertera di sana bukan nama, melainkan nomor identitas.
Jadi perlu waktu untuk mengidentfikasi penyandang nomor itu.
Mengembalikan nama orang yang mati
Tanda identitas itu kemudian dikirim ke Bundesarchiv di Berlin.
Hanya di tempat ini identitas yang sebenarnya bisa terungkap, setelah pelacakan identitas oleh spesialis seperti sejarahwan Robert Balsam.
Dia melacak dan mencocokkan dokumen-dokumen tua militer Jerman selama Perang Dunia Kedua, yang semuanya tersusun secara unik dan sistematis.
"Di sini ada lebih 18 juta kartu nama," kata Robert Balsam sambil menunjuk ke kotak-kotak arsip di dalam rak besar.