Puluhan vaksin potensial sedang dirancang di laboratorium di seluruh dunia.
Vaksin-vaksin tersebut diharapkan dapat memulai proses uji coba selama beberapa bulan ke depan.
"Hal baiknya adalah kita punya banyak kandidat," kata Dr Anthony Fauci, kepala penyakit menular NIH.
Dia mengatakan hal itu selama podcast untuk Journal of American Medical Association pada Rabu (7/4/2020).
Sebagian besar vaksin yang sedang dikembangkan memiliki target yang sama yaitu fokus pada lonjakan protein yang mengikat permukaan virus dan membantunya menyerang sel manusia.
Namun banyak yang bekerja dengan cara yang sangat berbeda, sehingga penting untuk menguji opsi yang berbeda pula.
Peneliti Inovio mengemas bagian dari kode genetik virus di dalam sepotong DNA sintetis.
Disuntikkan sebagai vaksin, sel bertindak sebagai pabrik mini untuk menghasilkan salinan protein yang tidak berbahaya.
Sistem kekebalan membuat antibodi pelindung terhadap mereka - terutama jika virus yang sebenarnya datang.
Kepala penelitian dan pengembangan Inovio, Kate Broderick mengibaratkan dengan memberikan tubuh
sebuah poster orang yang dicari FBI sehingga dapat mengenali musuh.
Tetapi setelah suntikan atauu injeksi sedalam kulit, peneliti harus memegang perangkat di tempat yang memberikan sedikit sengatan listrik.
"DNA sintetis itu besar dalam hal penetrasi sel manusia, dan nadi membantu vaksin lebih mudah menembus dan mulai bekerja," jelas Broderick.
Vaksin DNA adalah teknologi baru.
Tetapi Inovio memiliki vaksin eksperimental terhadap penyakit lain yang dibuat dengan cara yang sama dan telah lulus uji keamanan awal.
Dr Pablo Tebas dari Universitas Pennsylvania mengatakan bahwa setidaknya ada satu petunjuk entah bagaimana injeksi di bawah permukaan kulit mempercepat pengembangan pelindung bagi sistem kekebalan tubuh.
Kandidat vaksin NIH, yang diproduksi oleh Moderna Inc sebelumnya, bekerja dengan cara yang sama.
Bedanya, vaksin tipe ini menggunakan sejenis kode genetik yang disebut messenger RNA dan disuntikkan lebih dalam yaitu ke dalam otot.
Baik vaksin potensial NIH maupun Inovio dibuat menggunakan virus yang sebenarnya, yang berarti tidak ada kemungkinan terinfeksi dari vaksin.
Dan dimungkinkan untuk membuat jauh lebih cepat daripada suntikan tradisional. (Kompas.com/ Kontributor Palembang, Aji YK Putra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Menangis Saat Dijemput Ambulans, Bocah 2 Tahun Positif Corona Ini Jadi Viral "
dan di Tribunstyle.com dengan judul Bukti Covid-19 Bisa Dilawan, Dokter di Palembang Berhasil Sembuhkan Pasien Corona dengan 3 Resep Ini
BACA JUGA Tribunnews.com dengan judul Video Bocah 2 Tahun Positif Corona Dijemput Ambulans Viral, Tak Menangis Sama Sekali.