Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Kepulauan Riau (Kepri), Musni Hardi Kasuma Atmaja mengatakan inflasi Kota Batam hingga akhir Juni 2020 ini berkisar di angka 0,51 persen. Angka itu masih jauh dari target inflasi nasional di 2020 sebesar 3+1 persen.
Sampai akhir 2020 ini, BI memperkirakan angka inflasi Batam berada di kisaran 2 persen. Pada prosesnya, pihaknya menekankan pentingnya menjaga arus distribusi bahan pangan Kota Batam yang memang banyak disuplai dari luar daerah.
Di tengah kondisi cuaca di Juni ini mulai terjadi hujan yang tentu akan berpengaruh pada kelancaran distribusi bahan pangan.
"Dalam tahun depan kalau misalnya penyebaran covid bisa dikendalikan, pertumbuhan ekonomi kota akan lebih tinggi, income meningkat, pendapatan meningkat, kebutuhan bahan pangan meningkat, ini ada kemungkinan kebutuhan bahan pengan meningkat," ujar Musni, Rabu (24/6/2020).
Diakuinya kondisi penanganan Covid-19 dan gerak masyarakat yang mulai menyesuaikan dengan tatanan kehidupan baru, Musni memperkirakan ekonomi Batam dan Kepri akan membaik pada kuartal 3 dan 4 2020 mendatang.
Apabila kondisi Covid-19 sudah bisa tertangani lebih baik, maka akan berimplikasi pada peningkatan risiko inflasi menuju batas tertinggi di kisaran 4 persen.
Musni melanjutkan KPwBI Kepri menawarkan tiga formula yang bisa menjadi solusi. Diantaranya mendorong peningkatkan produksi, transaksi digital transaksi penjualan barang online dengan transaksi nontunai dan terakhir bekerja sama dengan daerah lain.
Untuk penggunaan transaksi nontunai dan sistem online, selain mencegah covid-19 ini juga memudahkan pedagang.
Meskipun demikian, formula-formula tersebut beberapa diantaranya tidak bisa diterapkan dalam waktu dekat. Dengan luas lahan yang terbatas, kebutuhan pangan Kota Batam belum bisa terpenuhi.
"Kita perlu menjalin kerja sama dengan daerah yang memiliki bahan pangan, ini sesuai dengan instruksi pusat. Batam ini hampir selalu defisit, lahan kita terbatas penduduk kita banyak," katanya.(TribunBatam.id/Roma Uly Sianturi)