VIRUS CORONA DI KEPRI

Jangan Takut Ikut Rapid Test Covid-19, Hasil Reaktif Belum Tentu Positif Corona

Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi rapid test. Warga mengantre untuk mendaftarkan pemeriksaan rapid test di Pelabuhan Domestik Sekupang Batam, beberapa waktu lalu. Masyarakat diminta tidak cemas dengan hasil tes cepat ini, meski hasil test dinyatakan reaktif.

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Dokter Relawan Tim Bersatu Lawan Covid-19 Provinsi Kepri, Dokter Frianto Ismail meminta masyarakat tak takut menjalani rapid test Covid-19.

Dalam sebuah diskusi, ia mengatakan, hasil uji cepat itu tak otomatis membuat seseorang dipastikan positif atau negatif Covid-19.

Namun hanya sebagai screening awal, untuk melihat adanya paparan virus di tubuh seseorang melalui hasil reaktif atau non-reaktif.

Untuk memastikan seseorang terjangkit Covid-19 atau tidak, tetap perlu pemeriksaan lebih lanjut melalui Polymerase Chain Reaction (PCR) test atau tes swab.

Adapun masyarakat yang merasakan gejala seperti demam dan batuk berkepanjangan, nyeri sendi, muntah, lemas, diare hingga hilang indera perasa, agar dapat memeriksakan diri melalui rapid test.

"Jika masyarakat mendapatkan ciri-ciri seperti ini, langsung lakukan isolasi mandiri. Makan makanan bergizi, minum air putih yang banyak, konsumsi vitamin, dan olahraga selama 12 hari. Kalau gejala masih ada, setelah itu baru ke rumah sakit untuk melakukan rapid test," jelas seorang dokter relawan lainnya, yaitu Dokter Ary Geusterhy Andry Panjaitan.

Dalam program Tim Bersatu Lawan Covid-19 (BLC) Kepri-Batam yang berfokus pada kegiatan pembagian masker, sosialisasi serta pendampingan psikis bagi masyarakat terdampak Covid-19.

Untuk dapat mensosialisasikan perihal Covid-19 di tengah masyarakat, Tim BLC Kepri-Batam, yang diketuai oleh Buralimar menyebutkan, saat ini program dilaksanakan dengan kunjungan rutin ke lapangan.

Kegiatan tahap awal adalah membagikan masker gratis dan pendampingan kepada masyarakat.

"Kami membagi dua tim setiap harinya untuk hadir di tengah masyarakat. Terutama dalam memberikan sosialisasi dan informasi serta edukasi mengenai Covid-19 dan penanganannya," ujar Buralimar saat memantau Tim BLC melakukan kunjungan di Perumahan Taman Raya 2, dan Perumahan Pondok Graha Batam, Tanjungpiayu, Sabtu (4/7).

Di dalam kesempatan itu, Dokter Frianto Ismail mengajak masyarakat agar tidak panik dan takut.

Menurutnya, Covid-19 paling berbahaya apabila menular kepada orang yang memiliki penyakit bawaan seperti ginjal, jantung, diabetes, dan lainnya.

• Jadwal 14 Pelayaran di Pelabuhan Domestik Sekupang Minggu (5/7)

• Jadwal Acara TV Hari Ini, Minggu (5/7), Film Godzilla Trans TV, Despicable Me 2 GTV

Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi oleh Tim Bersatu Lawan Covid-19 Kepri-Batam, Sabtu (5/7). (TribunBatam.id/Istimewa)

"Oleh karena itu kita harus tetap waspada akan bahaya Covid-19, tapi juga tidak boleh terlalu takut dan panik meski vaksinnya belum ditemukan. Kita harus bertekad menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta selalu menerapkan protokol kesehatan," imbau Dokter Frianto.

Pria di Batam Kabur Setelah Tahu Positif Covid-19

Pasien positif corona, BS akhirnya menyerahkan diri setelah dirinya kabur saat akan dikarantina.

Pasien tersebut dinyatakan positif Covid-19 saat melakukan tes PCR secara mandiri di rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri pada 22 Juni 2020 lalu.

Namun, saat akan dilakukan evakuasi untuk menjalani perawatan di RSKI Covid-19, yang bersangkutan menonaktifkan handphonenya.

Dan pada Kamis (2/7/2020) hasil tes pasien berinisial BS tersebut keluar dan dinyatakan positif Covid-19.

Pada Jumat (3/7/2020) BS akhirnya ditemukan oleh tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 kota Batam dan dibawa ke rumah sakit Galang Kota Batam.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam dr Didi Kusmajardi mengatakan, BS yang awalnya sempat menolak dikarantina akhirnya menghubungi gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 untuk dikarantina.

"Akibat pemberitaan yang viral yang bersangkutan akhirnya ketakutan dan menghubungi kembali rumah sakit," ujarnya, Jumat (3/7/2020)

Didi mengatakan, BS yang mendapati kabar dirinya positif Covid-19 sempat merasa takut ia mengganti nomor handpone yang dipakainya supaya tidak bisa dihubungi oleh gugus tugas.

"Ternyata dia memakai nomor HP baru jangan kita minta kembali bantuan polisi untuk melacak lokasinya," ujar Didi.

Setelah mendapatkan lokasi dari kepolisian Gugus langsung bergerak ke lokasi untuk menjemput BS di kawasan Batam Center.

"Setelah mendapatkan lokasinya di sekitar Batam Center kemudian petugas kami dari Puskesmas Baloi Permai mendatangi lokasi tersebut dan yang bersangkutan memang sudah mau kooperatif," ujarnya.

Saat ini BS sudah berada di RSKI Covid-19 Galang untuk menjalani perawatan medis.

Kabur Setelah Tahu Positif Covid-19

Kabidokes Polda Kepri Kombes Pol dr Muhammad Haris membenarkan kabar seorang pria terkonfirmasi positif covid-19 di Batam berinisial BS melarikan diri saat hendak di evakuasi dan menjalani karantina di RSKI Covid-19 Pulau Galang.

Sebelumnya, pria tersebut telah melakukan PCR test beberapa waktu lalu di RS Bhayangkara.

"Tim sedang melacak keberadaan yang bersangkutan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhart mengatakan, pria berinisial BS yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut bisa dikenakan sanksi pidana jika menolak untuk dikarantina.

Harry menjelaskan dasar hukum pemberian sanksi pidana sudah jelas diatur di dalam Undang-undang RI nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan serta Undang-Undang nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit menular.

"Jika yang bersangkutan menolak maka akan dipidana penjara maksimal satu tahun dan denda maksimal Rp 100 juta," ujar Harry.

Harry yang juga Anggota Gugus Tugas Bidang Komunikasi Percepatan Penanganan Covid-19 Kepri ini mengatakan, jika merasa terpapar positif Covid-19 segera mendatangi rumah sakit rujukan untuk dilakukan tindakan medis.

"Penanganan ini bukan hanya untuk keselamatan dan kesehatan yang bersangkutan tetapi juga untuk keselamatan masyarakat luas. Karena tidak mematuhi aturan ini bisa membahayakan masyarakat lainnya," ujarnya.

Harry mengatakan, selain berbahaya bagi masyarakat luas yang paling berisiko tinggi ialah orang terdekat atau keluarga pasien positif itu sendiri.

Lanjutkan Pencarian

Warga Batam dihebohkan dengan pelarian seorang pasien terkonfirmasi positif Covid-19, Jumat (3/7/2020).

Pasien yang diketahui berinisial BS itu kabur dan tidak diketahui keberadaannya hingga saat ini.

Kaburnya BS, memantik ketakutan bagi sejumlah warga Batam.

"Takut juga kita jadinya keluar rumah ini. Apalagi kalau dia profesi ojek kan. Aduh, was-waslah kita," kata Umi, warga Seipanas Batam.

Menanggapi kejadian ini, Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam Ides Madri meminta agar Tim Gugus Tugas Covid-19 Batam mencari keberadaan pasien Covid-19 ini.

"Saya juga dapat informasi tersebut. Kita ingin pihak terkait dalam hal ini Gugus Tugas supaya tetap melanjutkan pencarian orang tersebut.

Dan berharap ke depannya jangan ada terjadi lagi seperti ini. Kita mengimbau kepada masyarakat baik dengan kejadian ini atau tidak pun, harus selalu tetap waspada," katanya.

Ides tak mau ada korban berikutnya. Ia meminta kesadaran pasien untuk segera menyerahkan diri. Agar mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Sebab menurutnya, jika tidak diketahui keberadaannya, kasihan orang terdekat atau orang lain yang dijumpai. Karena Covid-19 sangat cepat sekali penularannya.

"Dan selalu mengikuti protokol kesehatan, seperti masker, cuci tangan dan jaga jarak, karena sesungguhnya Covid-19 di Batam ini belum selesai dan berakhir," tambah Ides yang merupakan politisi Golkar itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi terus mencari keberadaan BS.

Ia mengatakan, jika warga Batam mengetahui keberadaan BS, agar ikut serta melaporkan ke pihak kepolisian terdekat.

• Hasil Liga Inggris Chelsea vs Watford, Olivier Giroud dan Willian Cetak Gol, Chelsea Menang

• Usai Covid-19, Singapura Bersiap Hadapi Wabah DBD Terbanyak Sepanjang Sejarah, Catat 14.000 Kasus

"Kepada warga Batam yang mengetahui keberadaan Bayu, agar ikut serta melaporkan ke pihak kepolisian terdekat," ucapnya.

Dicari Gugus Tugas

Seorang pasien positif Covid-19 di Kota Batam melarikan diri setelah menolak menjalani karantina.

Pria berinisial Bs ini terkonfirmasi positif virus Corona dari uji swab mandiri di sebuah fasilitas kesehatan di Kota Batam.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi membenarkan informasi itu.

Awalnya, pria kelahiran 20 Februari 1980 itu mengikuti uji swab untuk kebutuhan kerjanya.

Didi menyatakan, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 itu melakukan tes PCR di rumah sakit Bhayangkara Polda Kepri pada 22 Juni 2020 lalu.

"Hasilnya keluar pada tanggal 2 Juli 2020 kemarin dan hasilnya positif Covid-19," ujarnya, Jumat (3/7/2020).

Begitu mendapat hasil tersebut, tim gugus tugas percepatan Penanganan Covid-19 mencoba berkomunikasi kepada pasien positif Covid-19 itu.

"Begitu dikontak untuk dibawa ke RSKI Covid-19 di Pulau Galang, yang bersangkutan matikan handphone dan kabur," ujarnya

Didi menyebutkan gugus tugas percepatan Penanganan Covid-19 juga sudah memeriksa di rumahnya tetapi yang bersangkutan sudah tidak berada di sana.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam itu berharap agar pasien yang terkonfirmasi positif tes PCR tersebut agar melaporkan diri ke puskesmas terdekat sehingga bisa dilakukan proses perawatan.

Didi juga menyatakan bahwa agar masyarakat yang mengenal BS dan mengetahui keberadaannya agar memberikan pengertian kepadanya.

"Hal ini untuk kebaikan bersama, keluarga dan orang di sekitar. Jika tidak bisa langsung dilaporkan ke puskesmas terdekat agar tim melakukan evakuasi yang bersangkutan," ujarnya. (TribunBatam.id/Hening Sekar Utami/Alamudin Hamapu/Leo Halawa)

Berita Terkini