Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhart menyatakan, untuk kasus TPPO ini pelaku dalam menjalankan aksinya selalu berjaring dengan pelaku lain.
"Kejahatan perdagangan orang ini merupakan kejahatan yang tidak berdiri sendiri.
Mereka selalu dalam bentuk jaringan dengan peran masing-masing merekrut, pengurusan dokumen dan ada yang berperan sebagai perantara," ujarnya.
• Detik-detik Kapal China DItangkap di Perairan Riau, Muat 2 Mayat ABK WNI yang Disimpan dalam Freezer
Harry mengatakan para pelaku selalu mengambil keuntungan dari korban yang akan dipekerjakan di luar negeri.
"Dari peran para tersangka mereka mendapat keuntungan Rp 1 juta sampai Rp 10 juta dari korbannya," ujarnya.
Dari tangan para pelaku polisi mengamankan beberapa barang bukti, seperti beberapa unit ponsel, buku tabungan, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan data gaji ABK.
Berkaitan dengan Temuan Jenazah WNI Dalam Freezer
Kasus dugaan penganiayaan terhadap ABK yang meninggal di kapal tangkap ikan berbendera China, punya keterkaitan dengan kasus dua ABK yang menyelamatkan diri dengan melompat di perairan Karimun, Kepri.
Dirkrimum Polda Kepri Kombes Pol Arie Dharmanto mengatakan, bahwa ada dugaan keterkaitan antara perekrut ABK Kapal Lu Huang Yu dan Kapal Fu Lu Qing Yuan Yu.
Di mana, perekrutan ABK dilakukan PT PMB yang setelah diselidiki tidak memiliki izin melakukan perekrutan.
• Tersangka Kasus TPPO Tambah 2 Orang, Diamankan Polda Kepri di Lampung & Jawa Tengah
"Masalah keterkaitan dengan dua ABK Fu Lu Qing Yuan Yu, kapal yang sudah dilakukan proses penegakan hukum tidak menutup kemungkinan bisa ada kaitannya dengan kasus sebelumnya, yang mana sudah diamankan tujuh tersangka yang mempunyai peranan masing masing," ujar Arie.
"Satu di antara dua korban ABK kapal Fu Lu Qing Yuan Yu warga Siantar, menyebutkan PT MPB. Di mana pada kasus pertama kami belum temukan fakta, setelah kami kembangkan kejadian ini ternyata berkaitan dengan dua ABK yang terjun kelLaut, ini akan terus kami telusuri," ujar Arie.
Untuk dugaan penganiayaan terhadap ABK kapal Lu Huang Yu yang meninggal dunia, dikatakan Arie pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih mendalam.
"Dugaan kepada ABK yang meninggal itu akan kami kuatkan dengan dilakukan autopsi dan penyelidikan lebih lanjut," ujarnya.
• Ibunda ABK Kapal China yang Lompat ke Laut Mimpikan Sang Anak Pulang: Moga Dia Masih Hidup
Saat ini tim gabungan tengah melakukan olah TKP bersama Bakamla, TNI AL dan Bea Cukai untuk mencari fakta terkait dugaan penyiksaan di atas kapal tersebut.
Dua Kapal China Diamankan Tim Gabungan
Sebelumnya dua unit kapal ikan berbendera China, Rabu (08/07/2020) pagi, diamankan tim gabungan dari Batam, di Selat Malaka antara Kukup, Malaysia-Singapura dan Pulau Karimun Besar, Kepri.
Dua kapal itu beroparsi selama enam bulan di perairan Selat Malaka dan Laut China Selatan.
Kapal itu adalah Lu Huang Yuan Yu 118 dan Lu Huang Yuan 117, yang diamankan KRI Mubara 868 dan sebuah helikopter milik Polda Kepulauan Riau.
• Pelaku Traffiking yang Memperkerjakan ABK Indonesia ke Kapal China Ditangkap Polda Kepri
Dua kapal yang memuat 22 ABK berpaspor Indonesia ini, ditahan setelah ditemukan jenazah seorang ABK warga negara Indonesia disimpan dalam mesin pendingin (freezer) selama 18 hari.
"Jenazah disimpan dalam freezer di salah satu kapal.
Dari keterangan rekan korban di kapal, ia meninggal karena sakit paru-paru," ucap Kapolres Karimun, AKBP Muhammad Adenan.
Jenazah itu bernama Hasan Afriandi (32).
Mayat kini diautopsi di RS Bhayangkara Batam, sebelum dievakuasi ke kampung halamanya, Lampung Tengah.
Operasi ini dipantau langsung Kapolda Kepri Irjen Aris Budiman , Wakapolda Kepri Brigjen Pol Darmawan, Danlantamal IV Tanjungpinang, Kabidokes Polda Kepri Kombes Pol Muh Haris serta petinggi instansi terkait.
Operasi penangkapan laiknya perang dengan personel gabungan.
Saat penangkapan bergabung petugas gabungan dari Satpolair Polres Karimun, Satreskrim Polres Karimun, dan Ditpolairud Polda Kepri, Lanal Batam, KPLP, Bakamla Kepri, DJBC Kepri.
• Tengku Azhar, Nelayan Penyelamat WNI & ABK Kapal China, Dapat Penghargaan dari Kapolres Karimun
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlantamal) IV Tanjungpinang Kolonel Laut (P) Indarto Budiarto menyebut penangkapan dua kapal asal Qingdao, China ini dengan empat alasan.
Pertama dugaan tindak penganiayaan yang menyebabkan korban jiwa.
Kedua dugaan money laundry (pencucian uang), terakhir tindak perbudakan manusia dan dugaan perdagangan narkoba.
“Ini kami sementara koordinasi dan dicek pihak Polda Kepri dan Imigrasi, termasuk di dalamnya apakah ada narkoba,” ucapnya.
Pihak Lantamal mengatakan jenazah WNI belum dibuang, sehingga barang bukti kasus ini ada.
(tribunbatam.id/Alamudin/Beres Lumbantobing)