Hasil persilangan ini juga sudah masuk ke Indonesia sejak 1985 melalui program bantuan Asian Development Bank (ADB).
Sapi Brahman cocok dikembangkan di tempat dengan iklim tropis seperti Indonesia.
Sapi Brahman Cross pada awalnya merupakan bangsa sapi Brahman Amerika yang diimpor Australia pada tahun 1933.
Mulai dikembangkan di stasiun CSIRO’s Tropical Cattle Research Centre Rockhampton Australia, dengan materi dasar sapi Brahman, Hereford dan Shorthorn dengan proporsi darah berturut-turut 50%, 25% dan 25% sehingga secara fisik bentuk fenotip dan keistimewaan sapi Brahman cross cenderung lebih mirip sapi Brahman Amerika karena proporsi darahnya lebih dominan.
3. Sapi Simmental
Sapi Simmental merupakan bangsa Bos taurus yang berasal dari daerah Simme di Switzerland.
Namun saat ini Simmental berkembang lebih cepat di benuar Eropa dan Amerika.
Sapi Simmental merupakan sapi perah dan pedaging dengan warna bulu cokelat kemerahan, di bagian muka dan lutut ke bawah serta ujung ekor berwarna putih,
Sapi Simmentar jantan dewasa dapat mencapai berat badan hingga 1.150 kg, sedangkan untuk betinanya bisa mencapai 800 kg.
Bentuk tubuh sapi Simmental kekar dan berotot, sapi jenis ini sangat cocok dipelihara di tempat dengan iklim sedang.
Presentase karkas sapi jenis ini tinggi dan mengandung sedikit lemak.
Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.
4. Sapi PO (Peranakan Ongole)
Sapi Peranakan Ongole atau PO merupakan hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole dengan sapi betina lokal di Jawa yang berwarna putih.
Sapi PO yang murni, saat ini sudah mulai sulit ditemukan karena telah banyak disilangkan dengan sapi Brahman.