Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters.
Laporan itu juga disebutkan bahwa 696 warga negara Korea Utara berada di bawah karantina.
Mesin yang digunakan untuk memfasilitasi 1.000 tes telah tiba di Korea Utara, kata WHO. Ada 15 laboratorium yang ditunjuk untuk menguji Covid-19 di negara ini.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara menerima alat tes dan alat pelindung dari WHO dan negara-negara termasuk Rusia, tetapi beberapa di antaranya ditahan di perbatasan karena pembatasan negara itu sendiri.
Korea Utara mengatakan awal bulan ini bahwa mereka telah memulai uji klinis awal pada vaksin untuk virus, tetapi para ahli skeptis.
Korea Utara disebut tidak memiliki teknologi atau laboratorium untuk mengembangkan vaksin Covid-19, kata Choi Jung-hun, mantan dokter Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan pada tahun 2012.
Usai Kim Jong Un Umumkan Keadaan Darurat, Korea Utara Perketat Skrining Covid-19
Untuk pertama kalinya, Korea Utara melaporkan dugaan kasus virus Corona atau Covid-19.
Penemuan ini diumumkan oleh Korea Utara pada Minggu (26/7/2020) lalu.
Menanggapi itu, Korea Utara memperketat upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di negaranya.
Saat menemukan satu kasus dugaan Covid-19 tersebut, pemerintah Korea Utara langsung mengkarantina kota perbatasan Kaesong.
Kini, pada Selasa (28/7/2020), pemerintah Korea Utara memperketat upaya penyebaran Covid-19 dengan melakukan skrining ketat di sejumlah distrik sebagaimana dilansir dari Reuters.
Selain itu otoritas Korea Utara juga dengan cepat menyalurkan peralatan pengetesan, alat pelindung diri (APD), dan berbagai peralatan medis di sejumlah distrik.
Langkah itu dilaksanakan setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan keadaan darurat pada Minggu setelah seseorang yang dicurigai terinfeksi virus Corona kembali dari Korea Selatan.
Sebelumnya, Korea Utara melaporkan telah mengetes 1.211 orang pada 16 Juli dan semua hasilnya negatif terjangkit Covid-19.