Sambil memetik korek api di ujung batang rokoknya, aki sapaan sehari-hari Umar, mulai bercerita, di usianya yang sudah 91 tahun ini ia merasa masih kuat, dan itu terlihat dari cara ia memasak seorang diri, mencuci pakaian dan bekerja.
Memiliki selera humor yang kental, membuat siapa saja yang baru bertemu dengan Umar akan merasa nyambung saat berbincang.
Dengan gelak tawanya yang khas, Umar yang saat itu sedang memasak air hangat untuk membuat kopi sempat menyinggung tentang hidupnya.
"Keadaan sehari-hari ya seperti ini, paling nanti bersihkan kebun atau maku-maku papan, kemarin aki sempat pelihara ayam, cuma dah aki jual, lebih la kemarin itu 100 ekor lebih, aki jual cuma Rp 70 ribu aja, kalau orang biasa jual Rp 100 ribu.
Kalau sepi sih tidak, karna banyak anak muda yang datang ke sini, ada yang menikmati laut di atas batu itu (sambil menunjuk batu besar di luar pondok), ada juga yang foto-foto di situ, itulah kenapa aki suka tinggal di sini, bisa lihat laut lepas setiap hari," tuturnya.
Kepada TribunBatam.id, ia mengucapkan terima kasih sudah mau berkunjung ke pondok kecilnya itu.
Menurutnya, lebih tenang dan merasa aman tinggal di pondo sederhana miliknya itu.
"Hidup sendiri itu bukan berarti kita tidak mau dibantu orang lain. Orang banyak bilang, umur saya sudah 91 tahun, kalau di pondok terjadi apa-apa dan tidak orang yang tahu bagaimana.
Saya selalu bilang, umur kita tak ada yang tahu kapan masanya pergi maka nikmatilah lah dulu. Ya sekali-kali saya kadang turun ke rumah anak di bawah kalau bosan di sini, tapi memang lebih enak ni di pondok saya.
Nanti sering-sering ke sini, aki ada terus di pondok ni, kalau sore pasti ramai yang ke sini, sambil duduk dekat batu besar tu kalian bisa lihat masjid Agung sama Batu Lepe," tutupnya.(TribunBatam.id/Rahma Tika)