Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Warga Desa Kerandin Daik, Kecamatan Lingga Timur, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri menangkap buaya sepanjang empat meter, Sabtu (29/8/2020) lalu.
Buaya ini ditangkap karena keberadaannya sudah meresahkan warga sekitar.
Apalagi buaya ini kerap menyerang ternak warga.
Warga sempat kesulitan saat menangkap buaya ini karena ukuran badannya yang besar.
Proses penangkapan sekira pukul 10.20 Wib.
Reptil besar itu berhasil ditaklukkan setelah warga beramai-ramai menangkapnya.
Mereka kemudian mengikat binatang itu dengan tali nilon sehingga buaya tersebut tidak bisa bergerak lagi.
"Lokasinya di dekat Dapur Arang Desa Kerandin Daik Lingga," ungkap seorang warga, Ogi kepada TribunBatam.id, Minggu (30/8/2020) siang.
Warga lain di Desa Kerandin, Sarafuddin (45) menambahkan, binatang tersebut memiliki panjang sekitar 4 meter.
Badannya begitu gemuk dan susah ditaklukkan oleh warga setempat.
"Binatang ini selalu mengincar ternak kami," ujar Sarafuddin.
Konflik Buaya dan Manusia
Nasib malang dialami seorang ibu rumah tangga bernama Nila (45).
Nila diterkam lalu diseret buaya hingga menghilang.
• Dibawa ke RSBP Batam, Mayat Tanpa Identitas di Ruko Kosong Batuaji Jalani Swab Test
• Persiapan Operasi Mantap Praja, Kapolres Anambas Cek Kendaraan Anggotanya Jelang Pilkada Serentak
Ia diterkam kawanan buaya ketika sedang mencuci baju di sungai.
Peristiwa itu terjadi di Sungai Barakkang, di Desa Barakang, Kecamatan Budong-budong, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Selasa (4/8/2020).
Hingga kini, tim SAR gabungan masih mencari Nila.
Kordinator Basarnas Mamuju Tengah Nasarudin, mengutip pengakuan Andi, salah satu keluarga korban yang juga saksi mata kejadian menyebutkan, korban sedang mandi dan mencuci pakaian di sungai, Selasa, sekitar pukul 6.30 Wita.
Saat korban tengah sibuk membereskan setumpuk cucian sebelum mandi, tiba-tiba ia diterkam kawanan buaya dan diseret ke tengah sungai hingga menghilang di tengah arus deras Sungai Barakkang.
“Pencarian hingga petang tadi belum membuahkan hasil. Rencananya esok pagi akan kita lanjutkan dengan memperluas wilayah pencarian,” jelas Nasarudin.
Andi menyebutkan, dirinya sempat melihat dari jauh Nila berteriak histeris, sambil minta tolong kepada warga sekitar.
Suara korban sempat terdengar sanak tetangga dan warga lainnya, termasuk dirinya yang juga masih kerabat dekat korban.
Namun, saat ia mendekati lokasi, korban yang diseret buaya ke tengah sungai langsung menghilang.
“Tadi banyak warga langsung turun tangan begitu mendengar suara histeris korban dari arah sungai, namun saat warga mendekati lokasi, korban sudah hilang diseret buaya ke tengah sungai,” jelas Arman, saksi mata lainnya.
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Basarnas, PMI, Tagana, Mapala Cakrawala, aparat TNI-Polri dan langsung menyisir muara Sungai Barakkang sekitar satu kilometer dari lokasi korban diterkam buaya.
Namun, hingga Selasa petang jejak Nila belum ditemukan tim SAR.
Upaya pencarian pun dihentikan. Rencananya, upaya pencarian akan kembali dilanjutkan Rabu, dengan memperluas wilayah pencarian.
Kondisi arus sungai yang deras dan airnya keruh, menjadi salah satu kendala tim untuk menemukan jejak korban yang diduga tengah disembunyikan kawanan buaya di dasar sungai.
Nasarudin berharap masyarakat setempat agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di Sungai Barrakkang yang terkenal dihuni banyak buaya.
Sebelumnya sejumlah warga juga tewas diterkam kawanan buaya ganas di sungai itu. (TribunBatam.id/Thomm Limahekin) (Kompas.com/Junaedi)