Kapolresta Pulau Ambon Kombes Pol Leo Surya Nugraha Simatupang mengaku keterangan Syahrul sangat membingungkan penyidik karena selalu berubah-ubah.
"Kita mengikuti rangkaian cerita ini dan ada beberapa keanehan Sahrul Wadjo ini kita melihat sepertinya kita tidak bisa menduga-duga, sepertinya ada keterangan yang belum benar diberikan," kata Leo.
• FAKTA-FAKTA Upaya Penculikan Anak TK di Wonokromo, 1 Pelaku Tertangkap Emak-Emak
Leo menerangkan, kepada penyidik Syahrul mengaku dipulangkan pukul 06.00 WIT.
Namun, ternyata ada saksi yang melihat Syahrul telah tiba di Kawasan Poka pada pukul 00.000 WIT.
Kasus dugaan penculikan ini juga dilaporkan kepada polisi pada pukul 01.00 WIT.
"Saat mau ke sekretariat ada tiga temannya melarang jangan ke sekretariat dulu karena ada polisi, padahal kami polisi di situ adalah membantu untuk memperjelas masalah yang terjadi," kata Leo.
Leo menyebutkan, beberapa rekan meminta Syahrul tak kembali ke Sekretariat Ekonomi Universitas Pattimura.
Syahrul diminta menginap di rumah salah satu seniornya berinisial ML.
"Tapi justru diarahkan Syahrul Wajdo ini bergeser dulu ke satu rumah seniornya namanya ML, itu juga dengan catatan kalau ditanya polisi jangan di rumah ML tapi di rumah BC, sehingga tidak ada kejelasan," ungkapnya.
Polisi juga telah melakukan visum terhadap Syahrul.
• Takut Keluar Rumah dan Bertemu Orang, Syifa Hadju Diteror Ancaman Penculikan dan Pemerkosaan
Menurut Leo, tak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan di tubuh mahasiswa tersebut.
Hanya saja, terdapat benjolan di bagian belakang kepala Syahrul.
Polisi Mendalami Kasus
Sejumlah akun media sosial yang menyebarkan informasi tak benar terkait berita dugaan penculikan Syahrul juga diselidiki.
Selain itu, polisi akan mengembangkan kasus dugaan rekayasa maupun dugaan keterangan palsu dalam peristiwa ini.
• Hoaks Kabar Penculikan Bayi di Angkot, Ternyata Rekayasa Wanita Marah Pada sang Suami, Ini Motifnya