BATAM TERKINI

Mayjen TNI Irwansyah Resmikan Kantor APPL

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Irwansyah, M.A, M.Sc meresmikan Kantor Assosiasi Pengusaha Pasir Laut (APPL) dan PT Sarana Kepri Riau (SKR)

Editor : Tri Indaryani

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Sebagai wilayah Kepulauan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki keindahan alam seperti pasir lautnya. Oleh sebab itu harus dikelola dengan baik.

Demikian hal ini diungkapkan oleh Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Irwansyah, M.A, M.Sc saat meresmikan Kantor Assosiasi Pengusaha Pasir Laut (APPL) dan PT Sarana Kepri Riau (SKR).

Peresmian ini ditandai dengan pengguntingan pita dan pemotongan tumpeng.

"Suatu usaha memang dibangun yang dampak akhirnya pada kesejahteraan masyarakat. Suatu kekayaan alam disuatu negara itu memang bisa mendapat kesejahteraan bisa juga mendapatkan malapetaka. Karena itu kalau tidak dikelola baik akan bertengkar sehingga ribut satu sama lainnya. Kita dari TNI nggak mengharapkan itu melainkan kita menginginkan kesejahteraan masyarakat," ujar Irwansyah, Sabtu (26/9/2020).

Ia melanjutkan, dari prespektif pertahanan wilayah Kepri ini cukup strategis..

Terdiri dari laut 98 persen dan daratan 2 persen. Menurutnya potensi di Kepri mayoritasnya daru laut.

"Letak geografis berbatasan langsung dengan negara-negara di utara. Seperti Singapura, Thailand dan lainnya. Ini menjadi perlintasan seluruh kapal perdagangan dunia," tuturnya.

Menurutnya setiap barang ilegal yang masuk akan lewat dari teritori ini.

Karena itu masyarakat tidak dijadikan alat sebagai pendukung kegiatan ilegal.

Biasanya masyarakat yang mendukung kegiatan ilegal adalah masyarakat yang taraf hidupnya dibawah atau secara mental terpengaruh ingin mendapatkan sesuatu dengan mudah.

Kabar Baik, Lanal TBK Dapat Tambahan Kapal Pengamanan Laut, Ini Tugasnya

"Jadi itu menjadi tugas kita meningkatkan taraf hidup sehingga dari sisi pertahanan terbentuk mental ataupun moral dari masyarakat sekitar menolak kegiatan ilegal. Masyarakat harus menjadi benteng bukan pelaku. Dan ini berbahaya untuk Indonesia," katanya.

Irwansyah menyebutkan berbatasan dengan laut Natuna Utara atau 9 titik yang diklaim oleh China sebagai wilayah laut Tiongkok Selatan.

Ini juga menjadi salah satu pertahanan.

"Kita hanya bisa maksimum 200 ml dari bibir pantai melakukan eksplorasi. Sekarang kondisinya alat peralatan teknologi kita masih kurang maksimal untuk memonitor. Seharusnya kita bisa mengejar dengan alat kita. Jadi aktivitas Utara kita ini banyak kegiatan mencuri ikan dan kita selalu dapat. Kalau di laut kita susah karena tak ada pagarnya. Hanya mengandalkan GPS," katanya.

Halaman
123

Berita Terkini