“Dia pergi ke mana-mana jalan kaki,” kata Nasiran.
Kemisan rupanya sampai Surabaya. Kalirejo, Kulon Progo – Surabaya itu jaraknya sekitar 400 kilometer.
Di sana, ia terjaring operasi Satpol PP satu tahun lalu. Kondisinya memprihatinkan. Kemisan sakit kulit parah, penuh bintik putih dan gatal. Ia langsung masuk panti rehabilitasi.
Perubahan terjadi selama satu tahun perawatan. Kemisan sudah mulai bisa diajak bicara.
“Setelah perawatan setahun baru bisa diajak komunikasi. Ia mengaku berasal dari Kokap, Kulon Progo. Dinsos Surabaya menghubungi Dinsos Wates melalui Kasi Rehabilitasi, lalu disampaikan ke saya untuk melaksanakan asesmen.
Kemisan diterima Dukuh (kepala dusun) dan kakaknya,” kata Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kokap, Taufik via pesan.
Ia kembali ke rumahnya di Pedukuhan (dusun) Plampang 2 pada Kalurahan (desa) Kalirejo, Kapanewon (kecamatan) Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pihak Dinas Sosial memulangkan Kemisan dari Surabaya.
Kemisan terlihat kurus berbalut kulit coklat gelap terbakar.
Banyak bintik putih terang pada kulit tangan dan kaki yang membuat Kemisan terus menggaruk-garuk.
“Tidak ingat,” kata Kemisan setiap ditanya bagaimana bisa sampai ke Surabaya. Kemisan ditemui di rumahnya, Jumat (4/12/2020).
Tak banyak yang diingat sehingga tak banyak pula yang bisa diceritakan.
Kemisan hanya mengingat ia berjalan di jalan besar beraspal, melihat petunjuk jalan menuju Surabaya, dan ia hanya pakai sandal jepit.
Selebihnya, hanya sepotong-sepotong kejadian yang bisa diingat, termasuk terjaring razia Satpol PP di jalanan Surabaya, dikumpulkan ke sebuah panti rehabilitasi bersama banyak orang, diberi obat, dan katanya juga disuntik.
Ia juga mengingat sepotong perjalanan dari Surabaya kembali ke Wates, Kulon Progo.