TRIBUNBATAM.id - Ide Penemu Black Box Diejek dan Ditolak Berkali-kali, Sampai Meninggal Tak Dapat Royalti.
Penemuan black box yang berperan penting dalam pesawat ternyata butuh perjuangan panjang.
Pasalnya, ide awal pembuatan alat ini dulunya sempat ditolak berkali-kali.
Adalah David Warren, pria berkacamata yang kala itu mati-matian meyakinkan dunia akan pentingnya alat perekam dalam sebuah penerbangan.
Baca juga: Tangis Ayah Korban Sriwijaya Air SJ182 Berharap Mukjizat, Menantu sedang Hamil Muda
Baca juga: Pulang Lah Nak, Sini Sama Ibu Tangis Ibu Korban Sriwijaya Air SJ182 Sambil Peluk Foto Putrinya
Ide itu mungkin dulu hanya lelucon.
Tak ada seorang pun yang tertarik dengan pikiran aneh itu.
Bahkan, sejumlah maskapai dengan tegas menolak mentah-mentah.
Namun, David tak pernah menyerah.
Perjuangan keras ini rupanya berangkat dari kesedihan masa kecil yang dialaminya.
Sang ayah yang amat dicintainya tewas dalam kecelakaan pesawat, tanpa pernah diketahui penyebabnya.
Baca juga: Pencarian Black Box Sriwijaya Air Terkendala Cuaca, Kendati Demikian Tetap Fokus Cari Korban
Baca juga: Mengenal Black Box, Saksi Bisu Tragedi Kecelakaan Pesawat, Canggih dan Tahan Banting
Baca juga: Yeti Hamil Muda Saat Terbang ke Pontianak, Mertua Alami Hal Aneh Sudah 2 Hari
Kecelakaan pesawat tewaskan sang ayah
Ayah David bernama Rev Hubert Warren.
Kala itu pada 19 Oktober 1934, ayah Warren menjadi penumpang sebuah pesawat bersama seorang bayi laki-laki, 3 wanita, dan 7 laki-laki.
Rev Hubert Warren, yang bekerja sebagai misionaris, dalam perjalanan menuju Sydney.
Sementara, David Warren yang saat itu berusia 6 tahun, berencana menyusul menggunakan perahu bersama ibu dan seorang saudara kandungnya.
Akan tetapi, pesawat yang ditumpangi ayah David tiba-tiba hilang.