Hal ini yang menyebabkan sejak 2020 lalu, premium dan Pertalite langka di Kota Batam.
Seharusnya Pertamina menyalurkan premium sebanyak 163, 776 kl. Sayangnya, Pertamina hanya menyalurkan 109, 860 kl.
"Kami turun dengan tim untuk mendata seluruh SPBU di Kota Batam, ternyata Pertamina tidak menyalurkan premium secara maksimal sejak 2020.
Oleh sebab itu terjadi kelangkaan terjadi di Batam. Jadi bukan karena tak ada," ujar Gustian.
Seharusnya, sebanyak 163 kl itu disalurkan semua, sementara pemakaian tahun ini lebih meningkat.
Menurutnya kebijakan yang diambil pertamina ini meresahkan masyarakat Kota Batam.
"Apa dasar hukum, Pertamina memberikan 109 itu dan diatur dimana? Harus dipertanyakan.
Kami minta jawaban Pertamina, lantaran merugikan Warga Batam," sesal Gustian dengan suara meninggi.
Ia memaparkan pendistribusian BBM jenis premium setiap harinya.
Senin, pertamina mendistribusikan 8 kl, Selasa 8 kl, Rabu kosong, Kamis 8 kl, Jumat kosong, Sabtu dan minggu kosong.
"Seharusnya normalnya 15 kl per SPBU setiap harinya. Hal ini kami ketahui ketika tinjau langsung ke lapangan," sesalnya.
Gustian mengakui Pertamina tidak mempunyai alasan atas kebijakan yang telah dibuat.
Pertamina kedepan hanya menjual Pertamax 92 dan secara perlahan juga bakal menghapus pertalite.
"Alasan Pertamina tak ada. Dia mau menjual pertamax 92 dan menghapus Pertalite," kata Gustian
BBM jenis Pertalite juga demikian. Seharusnya, Pertamina mendistribusikan pertalite dalam 1 harinya sebanyak 16 kl.