"Nanti kita segera cek dan menyuruh untuk dibongkar karena tidak sesuai spesifikasi," terangnya.
Sementara perihal besi-besi kecil yang digunakan untuk pengecoran beton pagar jembatan, Bayu menyampaikan jika dalam perhitungan teknik sah-sah saja.
"Itu tidak apa-apa, soalnya beban pada bagian struktur pagar jembatan berada di bagian bawah. Sehingga untuk efisiensi makanya memakai material yang kecil.
Soalnya bebannya berada pada bagian bawah bukan atas," ucapnya.
Dengan kondisi jembatan yang memprihatinkan, pihaknya akan segera turun ke lokasi proyek untuk memastikan proses pembongkaran beton pagar jembatan yang terdapat kayu-kayu andang.
"Kita akan segera turun mengecek jembatan di sana," katanya.
Diketahui, pembangunan jembatan ini dianggarkan sekitar Rp 10 miliar lebih dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui Badan Pengusahaan (BP) Bintan tahun 2018.
Sempat Amblas
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Pengusaha (BP) Bintan, Saleh Umar memantau pembangunan jembatan tanah merah yang amblas di Desa Penaga Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, Selasa (23/7/2019).
Saleh sendiri menyayangkan kinerja kontraktor lama yang mengakibatkan jembatan tersebut nyaris runtuh dan akhirnya tidak bisa dilanjutkan.
"Sebab proses pengerjaan yang ditargetkan seharusnya selesai tahun 2018 akhirnya tidak sesuai dengan harapan," ucap Saleh kepada TRIBUNBATAM.id, Rabu (24/7/2019).
Saleh juga menyebutkan, alasan dari pihak kontraktor pertama yaitu PT Bintang Fajar Gemilang atas amblasnya jembatan adalah musim hujan.
Akibatnya, pasokan material dari Batam tidak tiba tepat waktu karena cuaca tidak mendukung.
"Tapi kan itu merupakan risiko mereka, dan kita sudah percayakan pembangunan jembatan ini kepada mereka.
Alhasil tidak sesuai dengan yang diharapkan," ucap Saleh.