Sebab, ia tak mungkin main sendiri, namun jadi jaringan pengedar," ungkapnya.
Namun, menurut pengakuannya, ia nekat jadi penjual sabu karena kepepet menghidupi tiga anaknya.
Bahkan, ia juga tak menampik tudingan kalau dirinya bisa dipakai saat menjual sabu-sabu.
"Ya, buat tambahan karena saya itu ngopeni (membesarkan) tiga anak.
Dari mana, biayanya, wong saya ini single parent dan hanya bekerja sebagai pelayan di warung kopi (di Tulungagung)," akunya sambil matanya sembab.
Dari penjualan sabu itu, ia sebenarnya sadar kalau keuntungannya tak seberapa dibandingkan dengan risikonya.
Baca juga: Wanita 21 Tahun Jual Diri Sedang Hamil Tua, Curhat Status Janda Muda 2 Balita Terjerumus Jadi PSK
Baca juga: Pelaku Pembunuh Janda Muda di Homestay Bali Ditangkap, Pelaku Ungkap Pengakuan Mengejutkan
Betapa tidak, misalnya, ia berhasil memasarkan sabu-sabu seberat 0,5 gram.
Itu hanya mendapatkan keuntungan Rp 200 ribu.
Sebab, harga belinya Rp 500 ribu akan dijual kembali dengan harga Rp 700 ribu.
"Saya menyesal kalau sudah begini karena saya akhirnya jadi berpisah dengan anak-anak saya," pungkasnya.
* Berita tentang Janda Jual Sabu
* Berita tentang Cerita Klise Janda Muda
* Berita tentang Layanan Plus Janda Muda
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
(*/ TRIBUNBATAM.id)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Cerita Janda Muda Blitar Jual Sabu 'Bonus' Layanan Plus di Warung Tulungagung, Bingung Hidupi 3 Anak