BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tim Terpadu Kota Batam segera menertibkan bangunan dan kios liar yang berada di Simpang Barelang. Prosedur penyampaian kepada pemilik bangunan sudah masuk surat peringatan (SP) kedua.
"Sudah SP II, mereka (penghuni row jalan) diminta segera bongkar sendiri karena proyek pelebaran Simpang Tiga itu akan segera dimulai," ujar Kabid Trantib Satpol PP Batam Imam Tohari di Batuaji, Selasa (13/4/2021).
Ia melanjutkan, untuk surat peringatan ketiga, akan segera dilayangkan dalam pekan ini. Itu artinya pembongkaran paksa akan dilaksanakan jika penghuni row jalan tetap tak mengindahkan SP ketiga tersebut.
"Pasti akan dibongkar paksa kalau SP III tak diindahkan juga," ujarnya.
Terkait tuntutan relokasi dari penghuni row jalan, Imam mengaku belum ada keputusan. Sebab belum ada alokasi atau arahan lahan yang tepat dari Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Baca juga: Pelebaran Jalan Trans Barelang Batam, Warga Tembesi Minta Kaveling Ketimbang Rusun
Baca juga: Pelebaran Jalan Trans Barelang, Satpol PP Batam Bantah Tak Ada Sosialisasi
"Masih koordinasi dengan BP Batam selaku penguasa lahan di Batam. Kalau ada ya silakan ke lokasi lahan yang ditunjuk. Kalau tak ada ya tetap kita tertibkan karena untuk proyek peningkatan jalan juga itu," katanya.
Di tempat terpisah, Camat Sagulung, Reza Khadafy menjelaskan untuk para pedagang di sepanjang jalan Trans Barelang sudah sejak tahun 2019 lalu disosialisasikan terkait penggusuran.
"Kalau sosialisasi sudah sejak lama, dan para pedagang sudah menerima risiko akan penggusuran," kata Reza.
Ia juga menjelaskan pihaknya dari kecamatan hanya sekadar melakukan sosialisasi.
"Kalau penertibannya dilaksanakan oleh TIM terpadu," kata Reza.
Curhat Pedagang
Sementara itu, para pedagang di tepi jalan Trans Barelang mengungkapkan kesedihannya menjelang rencana pembongkaran lapak tempat mereka mengais rezeki selama ini.
Rencananya, Pemko Batam akan melebarkan jalan tersebut dan hal itu membuat para pelapak yang ada di situ harus angkat kaki dan membongkar lapak mereka.
"Janganlah anggap kami ini sampah yang tidak berguna. Kami juga warga Batam, kami juga memiliki hak untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah kota Batam," kata para pedagang di sepanjang jalan trans Barelang, Jumat (5/3/2021).
Mereka mengaku sudah lama berjualan di jalan Trans Barelang Batam.
"Kita ini bukan pedagang baru, bahkan kita membuat lapak setelah jalan Trans Barelang jalur dua," kata pedagang.
Mereka mengatakan, selama ini mereka berjualan hanya untuk menyambung hidup.
"Kita tidak pernah mendapatkan pembinaan dari pemerintah. Jadi kita ini jualan modal sendiri, bahkan kita tidak pernah menyusahkan pemerintah," kata pedagang.
Para pedagang berharap pemerintah jangan hanya berbicara pembangunan.
Baca juga: Lapak Bakal Digusur, Ratusan Pedagang di Simpang Barelang Batam Ogah Pindah
Tetapi harus juga memperhatikan kondisi masyarakat.
"Kami ini warga Batam juga, butuh makan, jadi kalau kami digusur begitu saja, bagaimana nanti kelangsungan hidup kami," kata para pedagang.
Para pedagang meminta agar pemerintah Kota Batam, memanusiakan para pedagang di sepanjang jalan trans Barelang.
Di tempat terpisah Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban (Kasitrantib) Kecamatan Sagulung, Jamil mengatakan penggusuran pedagang di jalan Trans Barelang, akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Pemko sudah berikan SP dua, kalau pelaksanaan penggusuran kita kurang tahu," katanya.
Sementara mengenai ganti rugi, Jamil mengatakan ganti rugi tidak ada.
"Dari awal sudah disampaikan kepada masyarakat, bahwa ganti rugi tidak ada,"kata Jamil.
Tetap Bertahan
Sebelumnya diberitakan, ratusan pedagang di sepanjang jalan Trans Barelang, mulai dari Simpang Barelang, sampai dengan Perumahan Taman Cipta Asri, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, tetap bertahan meski lapak mereka akan digusur.
Sampai saat ini para pedagang tetap berjualan, walapun mereka sudah menerima Surat Peringatan (SP) ke pertama.
Pembangunan pelebaran jalan trans Barelang direncanakan Pemerintah Kota Batam, akan dilaksanakan dalam tahun 2021.
Hal tersebut dikarenakan kondisi jalan tersebut selalu macet setiap hari, saat pulang kerja.
Bahkan sebelumnya Walikota Batam, Muhammad Rudi, sudah meninjau lokasi dan berbincang dengan pedagang.
Namun sampai saat ini para pedagang belum ada yang mau membongkar sendiri lapak jualan mereka.
Informasi yang dikembangkan TRIBUNBATAM.id, di lapangan Jumat (5/3/2021), para pedagang enggan untuk pindah karena belum ada lapak yang bisa mereka gunakan untuk melanjutkan usaha mereka.
"Kita berjualan ini, hanya menyambung hidup, untuk memenuhi ekonomi keluarga," kata Roy, salah satu pedagang di Barelang.
Dia mengatakan mereka hanya mencari rejeki untuk biaya hidup keluarga.
"Jadi kita bukan berarti menolak pembangunan. Tapi kita juga tidak ingin menjadi sampah masyarakat," kata Roy.
Dia juga mengatakan mereka berjualan di jalan trans Barelang bukan untuk mencari kaya.
"Kita tahulah saat ini, mencari pekerjaan itu bukan hal yang gampang, apalagi kita yang jualan di sepanjang jalan ini sudah berumur semua. Mau bekerja di mana lagi," katanya.
Mita, pedagang lainnya juga mengakui saat ini untung dari jualan yang mereka peroleh tidaklah banyak.
"Bahkan satu hari itu kadang tidak ada pemasukan. Kami hanya bertahan," katanya.
Saat ditanya jika dipindahkan ke tempat lain, para pedagang juga mengaku sangat enggan di pindahkan.
"Memulai usaha itu bukan mudah, kalau tempat baru, berarti harus mulai dari awal lagi," kata Mita.
Dia juga mengatakan berjualan di jalan trans Barelang, pembelinya bukan hanya wisatawan, tetapi warga sekitar juga.
"Kalau kita dipindahkan ke jembatan satu Barelang, pembeli kita hanya wisatawan. Sementara wisatawan hanya hari libur. Mau makan apa kita nanti," kata Mita.
(Tribunbatam.id/Pertanian Sitanggang)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Batam