"Untuk posisi cawapres terkadang pertimbangan dalam koalisi atau pertimbangan seorang capres tidak hanya berkaitan dengan elektabilitas, ada pertimbangan-pertimbangan lain," ujar dia.
Menurut Adjie, hal itu terbukti ketika Maruf Amin dipilih sebagai calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2019 meski elektabilitas Maruf saat itu masih rendah.
Berbeda dari kedua tokoh di atas, peluang Prabowo maju sebagai cawapres justru kecil, karena Menteri Pertahanan itu telah dua kali maju sebagai calon presiden.
"Kalau call-nya adalah cawapres, itu adalah Prabowo 12 tahun yang lalu ketika Pemilu 2009, itu beliau sebagai cawapres.
Namun, di 2014 dan 2019 Prabowo sudah menjadi calon presiden sehingga sulit kita bayangkan kalau kemudian Prabowo bersedia untuk jadi cawapres," kata Adjie seperti dilansir dari Kompas.com.
Baca juga: Survei Pilpres Terbaru: Potensi Ganjar Menang Terbuka Lebar Jika Ketemu Dua Sosok Ini
Baca juga: SAH Jadwal Pemilu 2024: Pilpres & Pileg Digelar 28 Februari, Pilkada Serentak 27 November
Baca juga: Ada Kemungkinan Prabowo Enggan Maju di Pilpres 2024 Malah Dukung Anies Baswedan Naik
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
(* / TRIBUNBATAM.id)