Berdasarkan instruksi tim gugus tugas, maksimal ruangan kelas itu diisi oleh 20 orang murid.
Alex menjelaskan, prosedur pembelajaran tatap muka ini, murid yang akan memulai pembelajaran terlebih dahulu harus dicek suhu tubuh, mencuci tangan, menggunakan masker.
"Kita juga ada bagi masker untuk anak-anak ini. Kalau mereka lupa bawa akan kita kasih ke anak ini," kata Alex.
Sejak dimulainya PTM, baik pihak sekolah dan anak serta orang tua murid sangat senang. Sebelum PTM dimulai sekolah harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu dengan orang tua murid.
"Mereka memang sangat berharap meminta PTM, bahkan saat sosialisasi kita ada kasih opsi ke orang tua murid. Ada yang PTM itu dua kali seminggu, satu opsi lagi kita buat PTM full.
Dari permintaan orang tua mereka minta PTM full, ya keluhan mereka itu di internet. Karena kadang tidak ada pulsa," ungkapnya.
Sementara itu di salah satu Sekolah Dasar (SD) Negeri 004 Batu Tambun, juga sudah membuka PTM. Sama halnya dengan SMPN 5 Batu Tambun, SDN 004 Batu Tambun juga membagi sif pembelajaran di kelas.
Kepala SDN 004 Batu Tambun, Amin mengatakan satu kelas memiliki murid sebanyak 50 orang.
"Kita bagi dua sif, dan masuknya juga pakai jam, dari pukul 07.30 WIB, 07.45 WIB. Jadi seminggu itu ada kelas yang belajar daring dan ada yang PTM, itu untuk kelas 1-5.
Sedangkan kelas 6 baru dibagi 2 sift, tidak ada istirahat," kata Amin.
Orang Tua Harap PTM Terus Berlanjut
Sejumlah orang tua siswa merasa senang dan lega sejak PTM di Kabupaten Kepulauan Anambas dimulai.
Setelah beberapa bulan lamanya anak-anak belajar secara online atau daring, banyak orang tua yang mengeluhkan kesulitan dalam mengajar anak di rumah.
Belajar di rumah atau online ini dikatakan orang tua murid tidak efektif.
Beberapa kendala yang mereka alami mulai dari sulitnya akses sinyal internet, kekurangan pengetahuan, dan masalah perekonomian yang mengharuskan orang tua membeli paket internet.