ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kepulauan Anambas rencananya akan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di seluruh sekolah pada Oktober 2021 mendatang.
Saat ini, Kepala Disdikpora Anambas, Nurman masih menunggu surat edaran dari Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) terkait PTM itu.
"Kita tunggu surat edaran dulu, nanti baru akan kita koordinasikan kepada kepala sekolah yang ada di Anambas," ujar Nurman, pada Kamis (23/9/2021).
Ia melanjutkan, sebelum PTM dimulai, para guru diwajibkan sudah divaksinasi covid-19 dan 20 persen wajib melakukan rapid test antigen sebelum pembukaan PTM.
"Sesuai instruksi, pastinya semua guru harus divaksin, tetapi jika ada guru yang memang memiliki riwayat penyakit dan tidak bisa divaksin mungkin akan kita maklumi," jelasnya.
Sementara itu, ia juga akan meminta pihak sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari penyediaan tempat mencuci tangan, cek suhu, menjaga jarak saat di kelas, pemakaian masker saat proses pembelajaran.
Sekadar informasi, sejumlah sekolah di Anambas saat ini ada yang sudah memulai PTM secara terbatas di wilayah tertentu.
Belajar Tatap Muka di Anambas
Sebelumnya diberitakan, sejumlah sekolah di Kabupaten Kepulauan Anambas telah memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Tepatnya di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Siantan.
Berdasarkan Instruksi Bupati Kepulauan Anambas dari hasil rapat seluruh Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan, dan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, disepakati bahwa PTM sudah bisa digelar dengan penerapan protokol kesehatan.
Salah satu sekolah yang sudah menerapkan PTM yakni SMPN 5 Batu Tambun.
Kepala SMPN 5 Batu Tambun, Alex mengatakan, selama pembelajaran tatap muka ini pihaknya menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Seperti air cuci tangan, thermogun, kelas juga kita setting dengan jarak. Jadi kita buat sif-sif-an. Ada dua sif," ujar Alex, pada Selasa (21/9/2021).
Setiap kelas dibagi menjadi dua sif, yaitu sif pagi dan sif siang. Setiap kelas diketahui jumlah siswanya 20 hingga 26 orang.
Baca juga: Hari Pertama Belajar Tatap Muka di SMPN 20 Batam, Siswa Tak Sabar Masuk ke Lokal
Baca juga: Sejumlah Sekolah di Batam Belum Buka Belajar Tatap Muka, Ini Penjelasan Kepsek
"Jadi satu kelas sekarang diisi 10, ada yang 8 orang siswa. Tergantung jumlah per kelasnya. Kita bagi seperti ini supaya gurunya juga bisa mengajar secara maksimal," jelas Alex.
Berdasarkan instruksi tim gugus tugas, maksimal ruangan kelas itu diisi oleh 20 orang murid.
Alex menjelaskan, prosedur pembelajaran tatap muka ini, murid yang akan memulai pembelajaran terlebih dahulu harus dicek suhu tubuh, mencuci tangan, menggunakan masker.
"Kita juga ada bagi masker untuk anak-anak ini. Kalau mereka lupa bawa akan kita kasih ke anak ini," kata Alex.
Sejak dimulainya PTM, baik pihak sekolah dan anak serta orang tua murid sangat senang. Sebelum PTM dimulai sekolah harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu dengan orang tua murid.
"Mereka memang sangat berharap meminta PTM, bahkan saat sosialisasi kita ada kasih opsi ke orang tua murid. Ada yang PTM itu dua kali seminggu, satu opsi lagi kita buat PTM full.
Dari permintaan orang tua mereka minta PTM full, ya keluhan mereka itu di internet. Karena kadang tidak ada pulsa," ungkapnya.
Sementara itu di salah satu Sekolah Dasar (SD) Negeri 004 Batu Tambun, juga sudah membuka PTM. Sama halnya dengan SMPN 5 Batu Tambun, SDN 004 Batu Tambun juga membagi sif pembelajaran di kelas.
Kepala SDN 004 Batu Tambun, Amin mengatakan satu kelas memiliki murid sebanyak 50 orang.
"Kita bagi dua sif, dan masuknya juga pakai jam, dari pukul 07.30 WIB, 07.45 WIB. Jadi seminggu itu ada kelas yang belajar daring dan ada yang PTM, itu untuk kelas 1-5.
Sedangkan kelas 6 baru dibagi 2 sift, tidak ada istirahat," kata Amin.
Orang Tua Harap PTM Terus Berlanjut
Sejumlah orang tua siswa merasa senang dan lega sejak PTM di Kabupaten Kepulauan Anambas dimulai.
Setelah beberapa bulan lamanya anak-anak belajar secara online atau daring, banyak orang tua yang mengeluhkan kesulitan dalam mengajar anak di rumah.
Belajar di rumah atau online ini dikatakan orang tua murid tidak efektif.
Beberapa kendala yang mereka alami mulai dari sulitnya akses sinyal internet, kekurangan pengetahuan, dan masalah perekonomian yang mengharuskan orang tua membeli paket internet.
Seperti ungkapan salah satu orang tua murid di SDN 004 Batu Tambun, Heri (38). Pria yang memiliki anak di bangku kelas 2 ini merasa bersyukur dan sedikit lega bahwa sekolah sekarang sudah mulai tatap muka.
"Aduh online kemarin tu susah sekali kami. Kita juga kadang ada kerjaan di luar, tak bisa kontrol anak ni belajar, terpaksalah anak belajar sendiri, kadang bukannya belajar malah main game," ujar Heri kepada Tribun Batam, Selasa (21/9/2021).
Selain tidak bisa mengontrol anak saat belajar daring, Heri juga harus merogoh saku sebesar Rp 400 ribu untuk membeli kuota sang anak agar bisa belajar daring.
"Paket data saja saya habis Rp 400 untuk anak saya yang di SD dan SMA. Mudah-mudahan sekolah tetap tatap muka, tak usah belajar di rumah lagi," ungkapnya.
Heri berharap PTM ini bisa terus berlanjut, sehingga anak mendapatkan pendidikan yang semestinya.
Menurutnya jika belajar secara daring atau belajar di rumah orang tua kesulitan dalam membeli paket internet.
Sementara itu hal yang sama juga dirasakan oleh Juliana (34), memiliki dua orang anak yang duduk dibangku SD dan SMP membuat Juliana harus ekstra memberikan perhatian kepada sang anak.
Selama proses belajar daring dirinya bukan malah mengajar sang anak, namun dituntut untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
"Terpaksalah kita yang kerjakan, anak-anak ni kalau sudah di rumah manjanya keluar, tak mau belajar, jadi tugas mau tidak mau kita yang kerjakan, semoga lah PTM ni terus berlanjut biar anak saya belajar di sekolah," kata Juliana.
(Tribunbatam.id/Rahma Tika)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Anambas