Belajar Tatap Muka di Kepri, Rusdani: IDI Kepri Tak Larang dan Tak Rekomendasikan

Penulis: Thom Limahekin
Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Belajar Tatap Muka di Kepri, Rusdani: IDI Kepri Tak Larang dan Tak Rekomendasikan. Foto Ketua IDI Provinsi Kepri, Rusdani

KEPRI, TRIBUNBATAM.id – Rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) akan digelar dalam waktu dekat.

Banyak kalangan mendukung kebijakan pemerintah daerah memberlakukan PTM di setiap kabupaten dan kota.

Namun, imbauan dan rekomendasi untuk mengantisipasi pencegahan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) terus disampaikan sejumlah pihak.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Kepri, Rusdani misalnya, turut menanggapi kebijakan pemerintah daerah tersebut.

“IDI pada prinsipnya tidak melarang tetapi juga tidak merekomendasikan,” ungkap Rusdani kepada TRIBUNBATAM.id, Kamis (23/9/2021) malam.

Rusdani menjelaskan, IDI tidak merekomendasikan TPM di Kepri, sebab kasus Covid-19 masih tergolong banyak dan bisa saja terjadi serangan kasus gelombang ketiga.

Namun demikian, IDI juga tidak melarang karena pertimbangan kebutuhan tatap muka antara peserta didik dan guru-guru merupakan hal yang penting bagi pendidikan anak.

Baca juga: Kapan Siswa SMA di Batam Mulai Belajar Tatap Muka? Walikota: Tergantung Pak Gubernur

Baca juga: DPRD Batam Usul Guru Rutin Dites Antigen Jika Sekolah Tatap Muka Dibuka

“Lagi pula anak-anak dan orang tua juga akan sangat stres ketika berada terus di rumah,” ungkap Rusdani.

Dia kemudian menyebutkan beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh semua pihak jika PTM diberlakukan dalam waktu dekat.

Pertama, anak-anak yang datang sekolah sudah harus sadar mereka siap memberlakukan protokol kesehatan Covid-19.

Misalnya, menjaga jarak, mengenakan masker, tidak berkerumun, mencuci tangan pada air mengalir yang sudah disediakan oleh sekolah.

“Kedua, kantin tidak boleh dibuka di sekolah. Sebab, inilah tempat yang berpotensi menyebarkan virus,” ucap Rusdani.

Ketiga, para guru dan peserta didik dipastikan sudah menerima vaksin sebelum PTM diberlakukan di sekolah tersebut.

Keempat, orang tua juga sudah divaksin terlebih dahulu sebelum anaknya divaksin. Sebab, jika orang sudah menjalani protokol kesehatan, pasti anaknya juga akan mengikutinya.

“Kelima, jika ada suspek, maka kelas itu harus di-tracking. Bila perlu kelas atau sekolah itu ditutup dulu,” tegas Ketu IDI Provinsi Kepri.

Gubernur Izinkan Belajar Tatap Muka Terbatas Mulai 1 Oktober

Halaman
123

Berita Terkini