Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Ilustrasi - Sejumlah siswa mengikuti belajar daring di tengah pandemi covid-19.

TRIBUNBATAM.id - Di awal tahun 2020, Indonesia dikejutkan dengan adanya wabah jenis baru (SARS-CoV-2) atau disebut Coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Muncul pertama kali di Wuhan, China virus Covid-19 menyebar dengan cepat hampir ke seluruh dunia.

Penyebaran yang cepat ini membuat Badan Kesehatan Dunia atau WHO kemudian menetapkan Covid-19 menjadi pandemi global.

Indonesia menjadi salah satu negara yang terinfeksi pandemi Covid-19.

Dampak yang ditimbulkan Covid-19 pun sangat kompleks. Mulai dari ekonomi, pendidikan, sosial hingga dunia olahraga. 

Berbicara soal dampak Covid-19 terhadap pendidikan di Indonesia, orangtua, murid hingga guru atau tenaga pendidik dibuat kalang kabut.

Untuk menekan penyebaran covid-19, sejumlah lembaga pendidikan diliburkan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kemudian menerbitkan Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang tadinya belajar tatap muka mengalami pergeseran ke metode pembelajaran daring atau online.

Sesuai arahan Kemendikbud, siswa dituntut untuk belajar dari rumah.

Pembelajaran daring menuntut siswa dan guru atau tenaga pendidik melek terhadap teknologi.

Baca juga: Selama Program Belajar Dari Rumah, Guru dan Orangtua Harus Saling Kerjasama

Baca juga: Disdik Kepri Serukan Belajar dari Rumah untuk SMA dan SMK di Batam

Baca juga: Aturan Belajar dari Rumah di Natuna Sesuai Instruksi Pemprov Kepri

Jika sebelumnya proses belajar mengajar lekat dengan diskusi, kini di era pandemi Covid-19, siswa dan guru lekat dengan penggunaan teknologi.

Salah satu syarat mengikuti pembelajaran daring yakni siswa harus mempunyai ponsel, kemudian ketersediaan internet.

Skema belajar dari rumah pun sebenarnya tak jauh berbeda dengan belajar tatap muka.

Yang membedakan hanya akses dan interaksi. Belajar dari rumah siswa dan guru banyak menghabiskan waktu didepan ponsel atau komputer.

Kebutuhan internet pun menjadi yang utama untuk mengakses pembelajaran daring.

Untuk mengikuti pembelajaran daring, siswa dan guru melakukan interaksi melalui aplikasi. Salah satunya aplikasi google classroom.

Melalui aplikasi ini, guru dimudahkan dalam memberikan materi pembelajaran kepada siswa.

Contohnya saya, seorang guru yang mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di salah satu SMA di Bintan.

Foto ilustrasi belajar dari rumah (Banjarmasin Post)

Dalam memberikan materi ke siswa, saya sering menggunakan aplikasi google classroom dan google meet untuk mempresentasikan pembelajaran bahasa inggris dalam bentuk power point.

Aplikasi ini sangat membantu siswa dalam mengerti materi yang akan mereka pelajari.

Pola pembelajaran daring yang saya terapkan yakni mengshare di aplikasi google classroom berupa materi, video, serta lembar tugas yang akan di pelajari siswa untuk esok harinya.

Cara itu agar mereka lebih mudah mengerti dan dapat mengikuti pada saat pembelajaran berlangsung dan juga lebih efisien dalam penggunaan waktu.

Karena mudah dioperasikan dan tidak berbayar, aplikasi google classroom ini sangat diperlukan di dunia pendidikan.

Sedangkan google meet cukup untuk menggantikan pembelajaran tatap muka dengan kelas virtual.

Penggunaan aplikasi dalam bentuk video dan audio ini sangat membantu dalam pembelajaran writing dan speaking di pelajaran Bahasa Inggris.

Siswa lebih tertarik mendengar langsung dari pembicara asli atau native speaker melalui media video dan audio yang mereka tonton dan dengar.

Ini semua sangat saya butuhkan pada saat saya mengajar kepada siswa.

Dan ini juga yang dapat menambah pengetahuan saya dalam penggunaan terknologi.

Setelah saya lakukan hal-hal seperti ini tampak sekali perubahan siswa dalam mengikuti pembelajaan bahasa Inggris dalam jaringan.

Contohnya mereka lebih termotivasi untuk mengamati dan  memahami materi melalui video serta mengerjakan tugas-tugas dan mengirimnya ke google classroom dan antusias untuk bergabung di google meet dalam mengikuti pembelajaran.

Para siswa pada saat usia sekarang memiliki semangat yang tinggi untuk mencari tahu tentang hal-hal yang baru yang berkaitan dengan teknologi, seperti contohnya aplikasi google classroom dan google meet.

Sehingga ini menjadi kebiasaan dan kebutuhan baik guru maupun siswa dalam mencari informasi dalam belajar dan mengajar.

Perubahan harus terus dilakukan, walaupun hanya sedikit yang tampak daripada tidak sama sekali.

Kita guru harus terus berjuang dimasa pandemi ini demi mencerdaskan anak bangsa di negeri kita yang tercinta ini.

Hari ini, esok dan hari yang akan datang harus ada perubahan yang membuat kita dan sekeliling kita menjadi lebih baik.

Salam sehat untuk kita semua. (Rismawati Boru Sirait/SMAN 1 Bintan Utara)

Berita Terkini