BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kematian warga Bengkong Wahyu, Batam, Merry Destaria Br. Nainggolan (12), berbuntut panjang.
Diketahui, sebelum dinyatakan meninggal, korban tenggelam di Pantai Tanjungbuntung Baru itu, sempat dilarikan ke Puskesmas Tanjungbuntung, Bengkong pada Kamis (14/10/2021).
Namun karena lambatnya diberikan pertolongan pertama, nyawa pelajar SMPN 07 Batam itu pun tidak terselamatkan, dan dinyatakan telah meninggal dunia ketika dibawa ke RS Budi Kemuliaan.
Terkait hal ini, Wali Kota Batam Muhammad Rudi telah mengambil sikap tegas dengan mencopot jabatan Kepala Puskesmas Tanjungbuntung dan menggantinya dengan pejabat baru pada Jumat (15/10/2021).
Kendati demikian berbagai kecaman masih terus datang dari berbagai pihak.
Salah satunya dari Anggota DPD RI Kepulauan Riau (Kepri), DR Richard Pasaribu.
Richard ikut berempati dan prihatin kepada keluarga korban yang baru saja mengalami musibah. Ia mendatangi rumah dan menemui langsung pihak orang tua korban, Sabtu (16/10/2021).
Baca juga: Seusai Dilantik Jadi Kepala Puskesmas Tanjung Buntung, Pra Reda-Suryati Langsung Sertijab
Baca juga: SUASANA Rumah Bocah Tenggelam di Tanjungbuntung Batam, Kapus Baru Datangi Rumah Duka
Ia sangat menyayangkan kejadian serta pelayanan dari pihak Puskesmas Tanjungbuntung.
Richard berharap kasus ini menjadi contoh, sehingga tim medis bisa membuat pelayanan kepada masyarakat di Indonesia, khususnya Kepri lebih diperhatikan dan dilayani lebih baik.
Menurutnya, menjadi seorang dokter atau perawat merupakan profesi. Mereka sudah dilatih untuk menangani permasalahan kesehatan masyarakat, sehingga harus dilakukan kode etik yang baik dan benar.
"Kita saat ini sedang mengusut siapa dokter yang piket dan yang tanggung jawab pada hari kejadian tersebut.
Ketika sudah mendapatkan identitasnya maka saya akan mengusulkan untuk dipecat juga sebagai dokter di Puskesmas Tanjung Buntung itu," tegas Ricard.
Menurut pria itu, pertimbangannya karena seorang dokter sudah disumpah 24 jam stand by untuk melakukan pelayanan bagi seluruh masyarakat yang membutuhkan pertolongan medis. Sehingga kapan saja ditelepon harus segera datang dan menangani pasien tersebut.
Ricard juga menyoroti pelayanan kesehatan untuk masyarakat di seluruh Indonesia.
Menurutnya, sejauh ini agak kurang. Mentalnya masih banyak yang berdasarkan wewenang, kekuasaan ataupun suka-suka. Bukan melayani masyarakat secara profesional.