3 Metode Diet untuk Menurunkan Berat Badan, Ada yang Menggunakan Teknik Berpuasa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO: ILUSTRASI DIET

Namun, diet keto bisa memicu "keto flu", yaitu kumpulan gejala seperti sembelit, susah tidur, sakit kepala, dan sebagainya.

Keto flu biasanya terjadi saat awal mula kita mempraktikan jenis diet ini.

* Puasa Intermiten

Puasa intermiten atau intermiten fasting merupakan pola diet yang menerapkan jendela makan dalam waktu tertentu.

Baca juga: Awet hingga 9 Bulan, Ini 4 Cara Simpan Daging Ayam di Kulkas dan Freezer dengan Benar

Baca juga: Jangan Abai, Ini 10 Gejala Penyakit Ginjal yang Rentan Menyerang Wanita, Waspadai Otot Sering Kram

Nah, salah satu metode intermiten fasting yang terkenal adalah 5:2.

Dalam metode tersebut, kita bisa makan normal selama lima hari lalu melakukan puasa selama dua hari.

Pola diet ini juga terbukti mampu meningkatkan metabolisme, meningkatkan kadar insulin dan hormon pertumbuhan, serta meningkatkan produksi sel induk.

Namun, metode diet ini bisa memicu heartburn, dehidrasi, memicu peningkatan stres dan gangguan tidur.

* Diet Paleo

Metode diet ini meniru pola makan nenek moyang kita pada zaman paleolitikum, di mana orang-orang lebih banyak mengonsumsi makanan utuh daripada makanan olahan.

Jadi, kita hanya bisa makan buah, daging tanpa lemak, ikan, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Selain bagus untuk menurunkan berat badan, pola diet ini juga dipercaya dapat menyeimbangkan tekanan darah.

Namun, riset dari Australia yang diterbitkan dalam European Journal of Nutrition, membuktikan mereka yang menjalani diet paleo memiliki tingkat biomarker darah yang tinggi.

Tingginya tingkat biomarker darah ini terkait dengan penyakit jantung.

Diet paleo juga berefek negatif bagi kesehatan usus. (*)

Berita Terkini