Dikarenakan, lonjakan kasus bertepatan dengan deteksi pertama Omicron oleh para ilmuwan.
Baca juga: Fakta-fakta Covid-19 Varian Botswana dari Afrika Selatan, Punya 10 Mutasi Virus Bikin Geger Dunia
Baca juga: Kemenkes Waspadai Batam Soal Varian Omicron, Gejala dan Tingkat Fatalitas Masih Diteliti
Varian mengandung mutasi yang tidak biasa
Direktur CERI Prof Tulio de Oliveria PhD mengatakan, genom dari varian baru Omicron mengandung konstelasi mutasi yang sangat tidak biasa.
Mutasi-mutasi inilah yang dikhawatirkan akan membantu virus untuk menghindari sistem kekebalan atau meningkatkan penularannya.
Oliveria menyampaikan, ada sekitar 50 mutasi di seluruh genom virus Omicron.
Lebih dari 30 di antaranya merupakan bagian yang berperan mengkode protein lonjakan virus.
Dilansir dari kompas, dia menambahkan varian ini memiliki 15 mutasi di bagian RBD genom.
Padahal pada varian Delta, hanya ada dua, dan varian Beta hanya ada 3 mutasi.
Hal ini membuat para ilmuwan khawatir varian baru bisa mencegah antibodi vaksin tak efektif.
Baca juga: WASPADAI Covid-19 Varian Omicron, Pengawasan PMI di Tempat Karantina Batam Diperketat
Baca juga: UPDATE Aturan Masuk Indonesia, Satgas Covid-19 Terbitkan Surat Edaran Cegah Varian Omicron
Kemampuan masuk sel inang lebih mudah
Varian Omicron juga dikhawatirkan peneliti memiliki mutasi yang membuatnya semakin mudah masuk ke dalam sel inang, sehingga meningkatkan risiko penularan.
Selain itu, Omicron memiliki mutasi dalam tubuhnya yang membuat dia memiliki kekebalan bawaan terhadap patogen yang dia temui.
"Semua hal inilah yang membuat kami khawatir bahwa varian ini mungkin tidak hanya meningkatkan penularan, untuk menyebar lebih efisien, tetapi mungkin juga dapat mengatasi bagian-bagian dari sistem kekebalan dan perlindungan yang kita miliki dalam sistem kekebalan kita," kata Pusat Studi Kesehatan dan Kependudukan Afrika Richard Lessells PhD.
Baca juga: Cara Download Sertifikat Vaksin Covid-19 Melalui WhatsApp PeduliLindungi
Baca juga: Janji China Bantu Negara di Afrika Terkait Covid-19, Vaksin hingga Investasi Fantastis
Cakupan vaksinasi dunia belum merata
Ahli virologi dari Universitas Columbia Dr Daniel Griffin berspekulasi bahwa virus mungkin telah berevolusi pada orang-orang yang tidak divaksinasi dan dengan sistem kekebalan terganggu.