Mereka harus berhati-hati untuk tidak melangkah terlalu cepat dan menciptakan gelombang kedua virus corona.
Jika terlalu cepat, maka hal tersebut akan membahayakan citra kedua negara bagi wisatawan internasional yang memandang mereka sebagai negara bersih dan terpercaya.
Kendati demikian, Executive Director of the Australian Tourism Industry Council, Simon Westaway, dan Roberts tetap penuh harapan.
"Jika rinciannya bisa bekerja di Australia dan Selandia Baru, maka hal tersebut juga bisa diterapkan di tempat lain," kata Roberts dikutip dari kompas.com.
Menurutnya, kedua negara tersebut telah menarik perhatian dunia karena keberhasilannya dalam menangani penyebaran wabah.
"Jika kita juga dapat menemukan cara untuk melanjutkan kembali perjalanan lintas negara, saya yakin seluruh dunia akan tertarik untuk melihat bagaimana itu bekerja," lanjut Roberts.
Baca juga: Bandara Hang Nadim Batam Siapkan 15 Unit TCM Pengganti PCR Sambut Travel Bubble
Baca juga: Travel Bubble Batam Ikut Aturan Pusat, Walikota : Kita Tak Bisa Tolak
.
.
.
(*/ TRIBUNBATAM.id)