Sayang Nyawa! Arti Lambang Segitiga di Kemasan Plastik, Tak Semua Aman Digunakan Kembali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO ILUSTRASI - Sayang Nyawa! Arti Lambang Segitiga di Kemasan Plastik, Tak Semua Aman Digunakan Kembali

TRIBUNBATAM.id - Nyaris semua rumah tangga memiliki barang atau benda-benda yang berbahan baku plastik.

Faktanya ada banyak jenis plastik, termasuk karakteristik dan kecocokan penggunaan untuk produksi.

Di beberapa barang yang dijual di pasaran, biasanya produsen menyematkan jenis plastik yang dipakai.

Memahami jenis plastik berguna untuk kelangsungan alam, kesehatan diri dan keluarga serta lingkungan.

Sebagai contoh, semua orang pasti pernah menggunakan botol plastik, yang ternyata tak semuanya baik.

Biasanya, terdapat lambang segitiga yang sering tertera di bagian bawah botol plastik atau kemasan plastik lain.

Simbol segitiga itu tak cuma soal daur ulang, tapi punya arti dan berpengaruh untuk kesehatan dan lingkungan.

Baca juga: 5 Manfaat Baking Soda untuk Bersihkan Perabotan, Bikin Wadah Plastik Kinclong Kembali

Baca juga: Cara Menghilangkan Noda Minyak Membandel pada Wadah Plastik, Gunakan Bahan Dapur Ini

Dengan memahami simbol yang ada di kemasan plastik, Anda bisa lebih waspada menggunakannya kembali.

Sebab tidak semua kemasan berbahan plastik bisa dipakai kembali, karena adanya zat yang akan terlepas.

Berikut ini adalah jenis plastik dan kecocokan penggunaan untuk produksi:

PETE atau PET (Polyethylene terephthalate)

Segitiga yang pertama adalah segitiga dengan angka 1 di tengahnya.

Simbol segitiga ini banyak kita temukan di botol kemasan sekali pakai, seperti botol air minum dan kemasan lainnnya.

Ini merupakan jenis plastik yang paling banyak digunakan untuk mengemas produk konsumsi.

Walaupun aman digunakan untuk makanan dan minuman, plastik PET didesain untuk sekali pakai.

Terdapat dua alasan yang membuat plastik ini tidak bisa digunakan kembali.

Pertama, plastik PET sulit didekontaminasi.

Untuk membersihkan botol jenis ini membutuhkan bahan kimia yang berbahaya.

Hal ini membuat plastik PET menjadi tempat berkembang bakteri yang baik.

Kedua, jika digunakan terus menerus, plastik PET memiliki kecenderungan untuk terurai dan melepaskan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dan bersifat karsinogenik.

Plastik ini bisa didaur ulang menjadi bahan lain, seperti bahan garmen, pengisi bantal dan guling, karpet dan bahan lainnya.

Baca juga: Jangan Khawatir, Begini Cara Bersihkan Wadah Plastik dari Noda Minyak yang Membandel

Baca juga: Pakai Kain Lembab dan Plastik, Begini Cara Simpan Ikan dan Seafood Mentah yang Benar di Kulkas

HDPE (High-Density Polyethylene)

Plastik HDPE ditandai dengan segitiga dengan angka 2 di tengahnya.

Plastik ini memiliki karakteristik kaku, berwarna dan tidak tembus pandang.

Plastik ini banyak digunakan untuk menyimpan minuman dan bahan pembersih rumah tangga.

Plastik HDPE adalah jenis plastik yang awet, tahan lama dan tidak mudah terurai.

Karena itu, plastik ini lebih aman digunakan berulang kali, walau di bawah cahaya matahari atau dengan pengaruh suhu panas atau dingin.

Plastik jenis ini bisa didaur ulang menjadi meja piknik, tempat sampah atau benda lain yang membutuhkan plastik kaku dan tahan terhadap cuaca.

Baca juga: Plastik Napas GeNose C19 di Karimun Habis

Baca juga: Aplikasi FaceApp, Cara Mengubah Wajah Cowok Jadi Cewek Cantik Mulus seperti Operasi Plastik

PVC (Polyvinyl chloride)

Berbeda dengan jenis plastik sebelumnya, PVC adalah jenis plastik yang sangat lentur.

Contoh penggunaan plastik PVC adalah plastik pembungkus makanan, botol minyak goreng dan mainan anak-anak.

Bahan ini merupakan bahan yang tahan terhadap panas matahari sehingga sering digunakan menjadi atap di taman dan pipa saluran.

Sayangnya, bahan ini bersifat toksik sehingga berbahaya jika digunakan untuk menyimpan bahan makanan.

Bahan PVC adalah bahan yang tidak bisa didaur ulang.

Untuk menanggulangi limbah PVC, biasanya bahan tersebut digunakan untuk keperluan lain, seperti kontainer makanan dan mainan anak-anak.

Baca juga: Cara Merawat Tas Kulit agar Tahan Lebih Lama, Jangan Digantung dan Simpan di Kantong Plastik

Baca juga: Pencinta Satwa Bersedih: 20 Kucing Terbungkus Plastik, Tulang Patah dan Keluarkan Darah

LDPE (Low-Density Polyethylene)

Contoh plastik LDPE adalan botol sampo atau sabun Anda yang bisa dipencet.

Karakteristik plastik ini adalah cukup kuat namun tidak terlalu kaku.

Selain botol, plastik ini digunakan untuk membuat kantong plastik.

Plastik LDPE bisa digunakan ulang dan relatif aman.

Sayangnya, plastik ini tidak bisa didaur ulang.

Karena itu, sangat bijak jika membatasi penggunaan kantong plastik berbahan LDPE.

Alih-alih menggunakan kantong plastik, Anda bisa menggunakan tas kain untuk membawa belanjaan.

Baca juga: 5 Jenis Sampah Terbesar di Bumi, Waspadai Puntung Rokok hingga Sedotan Plastik

Baca juga: Bahaya Jika Dibakar, Simak Sejumlah Ancaman Sampah Plastik Untuk Lingkungan Hidup dan Kesehatan

PP (Polypropylene)

Plastik PP adalah salah satu plastik yang aman digunakan berulang kali sebagai kemasan makanan atau minuman.

Dilansir dari kompas.com, karakteristik plastik PP adalah kuat, ringan dan tahan panas.

PP banyak digunakan untuk botol minuman, popok sekali pakai, wadah margarin, kantong keripik dan sedotan.

Plastik ini bisa didaur ulang terbatas menjadi sapu, tempat sampah atau nampan.

Jenis plastik ini adalah salah satu plastik yang banyak diterima para pendaur ulang plastik.

PS (Polystyrene)

Jika pernah membeli makanan yang dibungkus styrofoam, itu adalah salah satu contoh plastik PS.

Plastik jenis ini sangat rapuh dan ringan. Sayangnya, plastik jenis ini tidak direkomendasikan untuk digunakan.

Baca juga: 5 Kebiasaan yang Mampu Jaga Lingkungan Hidup dan Kesehatan, Menjadi Vegan hingga Kurangi Plastik

Baca juga: Ini Bahaya Sampah Plastik untuk Kesehatan dan Lingkungan

Alasannya karena plastik ini berpotensi memicu kanker jika terkena panas, seperti makanan panas atau dihangatkan di microwave.

Selain itu, plastik ini mencemari lingkungan dan berbahaya bagi ekosistem.

Lain-lain (BPA, polikarbonat dan LEXAN)

Plastik yang tidak termasuk dalam 6 kategori lainnya termasuk kategori nomor 7.

Plastik ini mungkin digunakan menjadi botol air minum.

Botol ini mungkin dipromosikan sebagai botol yang aman.

Namun, botol seperti BPA ternyata masih melepaskan sedikit zat BPA ke dalam makanan yang disimpan di dalamnya.

Bahaya dan risiko yang ditimbulkan plastik kategori 7 masih dalam penelitian.

Oleh karena itu sebaiknya menghindari untuk menggunakan ulang botol ini, terutama untuk makanan atau minuman bayi.

Baca juga: 5 Gaya Hidup Cerminan Peduli Lingkungan, Pentingnya Mengurangi Penggunaan Plastik

Baca juga: Cegah Virus Corona, 2 Penumpang Pesawat di Australia Tutupi Seluruh Tubuh dengan Plastik

.

.

.

(*/ TRIBUNBATAM.id)

Berita Terkini