Tepatnya di Kaveling Kamboja, Melati dan Seroja.
Penutupan alur sungai tersebut menurutnya dilakukan oleh pengembang yang sedang menimbun lahan di Kaveling Melati.
Atas penimbunan tersebut, Presiden Nato, sebagai pemerhati lingkungan meminta agar perusahaan yang melakukan penimbunan lahan tersebut agar segera melakukan pembukaan alur sungai tersebut.
"Sekarang ini cuaca di Kota Batam cukup ekstrem. Tidak lucu kan daerah perbukitan jadi banjir karena alur sungainya ditutup," kata Presiden Nato itu.
Dia juga mengatakan hilur alur sungai tersebut merupakan pembuangan air dari Seroja, Kamboja, Kaveling Melati.
Jikan hujan deras terjadi, dikhawatirkan banyak masayarakat akan menjadi korban.
Dia juga sangat meneyesalkan penimbunan lahan di Sei Pelunggut yang merupakan hutan Bakau yang merupakan wilayah resapan air.
Bukan sekedar resapan air tetapi hutan bakau tersebut juga menjadi perhatian serius presiden republik Indonesia.
Baca juga: Tiang JPO di Sungai Harapan Batam Bakal Dibongkar, Dampak Pelebaran Jalan Martadinata
Baca juga: Kopda Andreas Menangis Depan Hakim, Ungkap Perintah Edan Buang Jasad Sejoli ke Sungai
"Saya masih ingat, saat presiden datang ke Batam untuk menanam bakau. Seharusnya ini dilestarikan bukan dimusnahkan," tegasnya.
Dia juga meminta pemerintah Kota Batam, khususnya BP Batam agar melihat dan mengecek ke lapangan lahan yang diberikan kepada investor.
"Kalau hutan bakau, cobalah dicari lahan penggantinya, jangan semuanya ditimbun," sebut Parlaungan Siregar.(TribunBatam.id/Ian Sitanggang)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Batam