Menurut Thamrin, hal itu pernah dicoba pada beberapa tahun yang lalu, dengan mendatangkan sapi dan kambing dari Lampung dan Bali.
"Kalau langsung begitu ada dampaknya bagi sapi dan kambing. Hewan itu tidak tahan terlalu lama berada di atas laut dengan perjalanan yang memakan waktu bisa 2 sampai 3 malam baru sampai Batam. Saat tiba ke Tanjungpinang sapi teler. Dan dampaknya lagi, tentu pedagang banyak rugi besar," sebutnya.
Ia menyarankan, memang untuk memenuhi kebutuhan stok sapi dan kambing menjelang Idul Adha harus mendatangkan dari Lampung.
"Tetap gunakan jalur darat saja. Namun, sebelum diberangkatkan, sapinya mendapatkan vaksin dulu. Dengan perjalanan melalui Palembang, dan Jambi. Tapi apakah 2 provinsi itu bisa lewat? Takutnya ada yang pro dan kontra juga. Kalau tidak ada kendala itu, saat tiba di Kuala Tungkal, langsung pakai roro ke Kepri. Jadi tidak lama sapi lewat lautnya," sarannya.
"Saat tiba di Kepri atau Batam, sapi mendapatkan semprot disinfektan. Pas masuk ke pedagang, sapi-sapi mendapatkan karantina 14 hari di kadang kosong. Tidak gabung dengan sapi yang sudah ada di kandang sebelumnya. Jangan dicampurkan," ujarnya.
(Tribunbatam.id/endrakaputra)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google