Ia berharap ada solusi lain dari pemerintah agar tidak tergerus oleh kebijakan itu.
Perempuan yang sehari-hari cukup padat dengan aktivitas di lapangan ini meyebutkan, segala pekerjaan yang diarahkan selalu dikerjakan dengan baik.
Bahkan ia rela tidak libur jika ada agenda mendadak pimpinannya.
Pegawai lain meminta pemerintah agar mencari solusi terkait seleksi menjadi PPPK. Sebab, untuk jadi PPPK harus ujian terlebih dulu. Ia pernah mengikuti tes dan tidak lulus karena pertanyaannya umum.
“Mestinya ujian PPPK itu tidak sama semua. Harus berdasarkan keahlian. Saya siap kok diuji sesuai bidang kerja saya. Sampai masalah undang-undang dan peraturan di pekerjaan saya juga saya hafal,” katanya. (TRIBUNBATAM.id)