TRIBUNBATAM.id- Komisi Nasional Hak Asasi dan Manusia (Komnas HAM) mengurai pengakuan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E soal detik-detik dirinya adu tembak dengan Brigadir J atau Brigadir Yosua Hutabarat.
Dalam pengakuannya, Bharada E mengungkap jika dirinya melakukan tembakan jarak dekat kepada seniornya tersebut.
Tembakan jarak dekat itu dilakukannya sebanyak dua kali di saat Brigadir J sudah tersungkur.
Diduga dua tembakan jarak dekat yang terakhir kali dilakukan Bharada E tersebut menjadi penyebab Brigadir J meninggal dunia.
Hal tersebut diceritakan Bharada E di hadapan Komnas HAM, Jumat (29/7/2022).
Diceritakan, awalnya rombongan tiba di rumah dinas dari untuk menjalani isolasi mandiri (isoman).
Baca juga: Bharada E Tetap Tembak Brigadir J Walau Sudah Terkapar, 2 Tembakan Akhir Berjarak 2 Meter
Baca juga: Pengakuan Bharada E, Sebut Dirinya Ditembak Duluan Oleh Brigadir J
Saat itu Bharada E langsung naik ke kamarnya di lantai dua untuk beristirahat.
"Dia (Bharada E) bilang masuk ke ruangan ADC (aide de camp atau ajudan), dia bersih-bersih, tidur.
Tiba-tiba dia mendengarkan suara teriakan dari ibu P," terang Ketua Komisi Nasional Hak Asasi dan Manusia (Komnas HAM), Ahmad Taufan Damanik dalam tayangan di YouTube metrotvnews, yang dikutip Tribunnews.com, Minggu (31/7/2022).
Bharada E bergegas turun ke lantai satu karena mendengar teriakan istri Irjen Ferdy Sambo yang memanggil namanya dan ketika turun, Bharada E melihat ada Brigadir J.
Ketika mencoba bertanya pada Brigadir J mengenai apa yang terjadi, Bharada E justru ditembak.
Lantaran merasa terancam, Bharada E memilih mundur untuk mengambil senjatanya.
Ia pun melepaskan tembakan ke arah Brigadir J untuk melindungi diri.
"Nah, setelah beberapa tembakan itu dia mundur ke belakang, dia mengambil senjatanya, mengokang dan membalas tembakan itu," kata Taufan.
Sempat beberapa kali adu tembak, Bharada E berhasil melumpuhkan Brigadir J hingga tersungkur.