FEATURE

Kisah Kakek Wisto Hidup Terlunta Lunta di Batam, Dapat Makan Dari Belas Kasihan Orang

Penulis: ronnye lodo laleng
Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kakek Wisto saat sedang duduk di Jembatan Jodoh, Batam sembari menunggu bantuan dari orang yang iba melihatnya, Selasa (9/8/2022)

"Istri saya dibawa kabur teman saya. Dari situ kehidupan saya mulai tak karu-karuan hingga hari ini," katanya.

Meski sudah menikah, namun kakek Wisto mengaku dari pernikahannya itu mereka belum memiliki anak.

Kini ia hidup sebatang kara di Batam. Kakek Wisto menumpang tinggal di sebuah rumah kosong di Tanjung Uma, Lubukbaja, Batam.

Baca juga: Kisah Yuni Petugas Kebersihan Pasar Tos 3000 Batam, Sebatang Kara Besarkan Anak

Pilunya lagi, di usianya yang sudah senja itu ia tidak ingin pulang ke kampung halamannya di Jawa Timur.

Wisto mengaku orangtuanya sudah tiada.

Sedangkan saudaranya cuma satu. Itu pun sang adik tidak ada di kampung dan keberadaannya juga tidak diketahuinya.

Di Batam, Wisto tidak pernah absen duduk di Jembatan Jodoh. Makanya tak heran ketika masyarakat setempat sebagian besar mengenalinya.

Sesekali masyarakat memberikan nasi bungkus dan uang untuk Wisto membeli makan dan minum.

"Saya dari rumah jalan kaki dan tiba di sini pada pukul 14.30 WIB. Saya duduk di sini hingga Maghrib," ceritanya.

Setiap hari ia harus keluar rumah untuk mendapatkan makanan. Jika tidak keluar, Wisto tidak dapat makan.

Tidak hanya di satu tempat saja, ia juga mengaku duduk sembari menunggu bantuan dari masyarakat di depan Ramayana Jodoh.

Ia mengisahkan pernah kelaparan. Waktu itu dirinya sedang sakit.

"Saya hampir lewat. Badan saya sudah dingin, karena sudah dua hari tidak makan dan minum," kisahnya.

Dikatakannya, untung saja waktu itu ada warga yang penasaran dan masuk ke dalam rumah kosong yang ditempatinya dan memberi Wisto makan.

Kisah ini selalu ia kenang hingga hari ini. Wisto mengaku masih ingat betul nama warga yang pernah menolongnya saat itu.

Halaman
123

Berita Terkini