Hubungan asmara menjadi modal utama bagi mereka.
Setelah mendapatkan foto-foto korban, kemudian barulah foto korban dikombinasikan dengan badan orang tanpa busana.
Di sana munculah pemerasan yang dilakukan.
"Pada awalnya tersangka berinteraksi dulu sampai merasa nyaman dan dilakukan permerasan buka baju dan sebagainya. Kalau misalnya permintaannya tidak dipenuhi foto-fotonya bisa disebar luaskan. dimana itu hanya untuk takut-takuti korbannya," tegas penerjemah dalam penggerbekan tersebut.
Foto-foto tanpa busana tersebut dijadikan senjata oleh pelaku untuk melakukan pemerasan.
Baca juga: Penggerbekan WNA China di Batam, Seorang Wanita Dibawa Polisi Dari Dalam Gedung
Hanya saja, dari pengakuan pelaku semua korbannya adalah warga negara mereka.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad dalam giat penggerbekan itu mengatakan kalau keberhasilan penggerebekan jaringan internasional ini berjat kerjasama dengan Polisi Tiongkok.
"Ini merupakan atensi dari bapak Kapolri untuk menangkap jaringan kejahatan internasional," sebut Pandra menjelaskan, Selasa (29/8/2023) malam.
Dijelaskan Pandra, jaringan ini melakukan aksi kejahatan dengan cara Video Skimming dan Call Sexs.
"Korbannya memang kebanyakan merupakan warga negara China. Namun karena jehatannya dilakukan di Indonesia maka kita akan melakukan pendalaman juga. Apakah nantinya ada korbannya orang Indonesia," sebut Pandra.(TribunBatam.id/Ian Sitanggang)