Lokasi penangkapan di Pulau Kasu tepatnya berada di RT 1 RW 1 Kelurahan Kasu, Kecamatan Belakang Padang.
Setelah Polisi mengamankan 13 WNA itu, tim pertama dipimpin Kapolsek dan Kanit langsung bertolak menuju Pulau Gontong untuk membekap tim kedua.
Sesampai di Pulau Gontong, kedatangan polisi nampaknya sudah diketahui para WNA. Saat polisi mendobrak pintu rumah tempat mereka tinggal tak satupun WNA di dalam.
Di dalam rumah Polisi menemukan hidangan makanan, lauk daging ikan dan nasi baru selesai dimasak. Dari informasi masyarakat bahwa ada puluhan WNA berhamburan lari memasuki hutan.
Lantas, Polisi bersama masyarakat melakukan pengejaran dalam hutan.
Dikejar ke dalam hutan, ada empat orang WNA yang pertama berhasil diamankan. Namun masih ada puluhan WNA lainnya berada di dalam hutan.
Dari informasi yang didapat, Dilokasi penampungang pulau Gontong. Ada sebanyak 34 orang, lima diantaranya wanita dan selebihnya pria.
Polisi dibantu warga pun sempat melakukan aksi kejar-kejaran untuk menangkap WNA. Bahkan, Polisi sampai mengeluarkan tembakan peringatan. Namun hal itu tak diindahkan para WNA.
MelIhat jumlah WNA yang lebih banyak dari jumlah Personil, Polisi pun akhirnya melakukan pendekatan.
Saat itu Polisi hanya membawa satu borgol.
Hampir 3 jam polisi melakukan pengejaran dalam hutan dan akhirnya melakukan upaya dialog untuk membujuk para WNA agar turun dan tidak melakukan perlawanan.
Bermodalkan kemampuam Ilmu Litbang negosiator Kapolsek, akhirnya para WNA lewat komunikasi sala satu WNI untuk menyampaikan (penerjemah) akhirnya berhasil menenangkan para WNA hingga turun dari hutan.
Saat turun, para WNA masih menjaga jarak. Bahkan ada yang melakukan perlawanan hingga duel bergulat dengan Polisi. Akhirnya dua WNA nyebur ke laut.
Tiga WNA sempat berenang hingga 30 menit akhirnya ditangkap. Setelah WNA kecapekan.
Penempatan puluhan WNA Tiongkok di pulau tak lepas dari peran dua WNI asal Batam. Pertama, mengurus dan berkomunikasi dengan warga pulau tempat mereka diinapkan dan ditampung.
Ada warga Batam yang menjadi otak intelektual dibalik penempatan puluhan WNA ke pulau terluar.
Otak intelektual memerintahkan dua warga Batam itu untuk menyuplai logistik mereka. Logistiknya berupa makanan seperti Pop Mie, BIR, Aqua, kentang, bawang ikan dan sayuran sembako jenis lainnya.(TRIBUNBATAM.ID/bereslumbantobing)