KISRUH REMPANG

Panglima TNI Minta Maaf ke Warga Rempang Soal Pernyataan Memiting Viral di Medsos

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M meminta maaf kepada warga Rempang, Batam terkait pernyatannya yang meminta anggota 'memiting' warga di sana. Foto Panglima TNI meninjau kesiapan Pos Komando (Posko) Kendaraan Khusus (Ransus) Multi Mission Mobile Communication System (M3CS) Komando Gabungan Terpadu Pengamanan Very Very Important Person (Kogabpadpam VVIP) KTT ke-42 ASEAN tahun 2023 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (10/5/2023).

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meminta maaf kepada warga Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Permohonan maaf Panglima TNI itu ia sampaikan setelah pernyataannya soal 'memiting' warga Rempang viral di medsos alias media sosial.

Yudo meminta maaf kepada warga Rempang jika pernyatannya agar prajurit memiting warga Rempang membuat publik tersinggung.

"Tentunya pada kali ini saya mohon maaf, sekali lagi saya mohon maaf atas pernyataan kemarin yang mungkin masyarakat menilai salah 'dipiting'," kata Yudo saat ditemui awak media di Dermaga Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (19/9/2023).

Yudo mengatakan, tindakan "memiting" sering ia lakukan sebagai anak desa ketika waktu kecil.

Adapun pihak Pusat Penerangan (Puspen) TNI sebelumnya mengklarifikasi bahwa kata "piting" yang dimaksud Yudo adalah memeluk.

"Saya pikir dipiting lebih aman karena memang kita tak punya alat," kata Yudo.

Menurut Yudo, sejak memasuki era reformasi pihak TNI tidak lagi dilengkapi senjata ketika terlibat melakukan pengamanan.

Selain itu, Yudo juga mengatakan, pihak TNI tidak menerjunkan pasukan atau operasi non militer ke Rempang, Batam.

Pasukan yang terlibat hanya dari Pangdam setempat atas permintaan pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam.

"Perumpamaan saja. Tapi kalau pengertian masyarakat lain-lain ya pada kesempatan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Yudo.

Adapun sebelumnya, Yudo mengatakan bahwa TNI bertugas mem-back up polisi dalam proses pengamanan di Pulau Rempang.

“TNI kan di BKO (bawah kendali operasi) Polri, kami berada di belakang,” kata Yudo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2023).

Untuk diketahui, kondisi sosial di Rempang memanas karena pemerintah meminta warga di 16 desa pada tiga pulau di Batam pindah.

Area itu yang luasnya mencakup 16.000 hektar akan digunakan untuk lokasi pabrik kaca dan panel surya.

Halaman
123

Berita Terkini